Mounture.com — Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengungkapkan pascagempa Lombok pada 2018 lalu, dan pandemi covid-19, kegiatan pendakian di TNGR berangsur-angsur mengalami peningkatan jumlah kunjungan.
Dalam keterangan resminya, TNGR, mengungkapkan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke TNGR memberikan dampak langsung terhadap meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat lingkar Rinjani (Multiplier Effect) masyarakat yang mengantungkan hidupnya di Gunung Rinjani seperti Trekking Organizer (TO), Guide dan Porter.
BACA JUGA: Ini 19 Trekking Organizer di Gunung Rinjani yang Dapat Nilai Bintang 5
Berdasarkan data dari TNGR, tercatat masyarakat yang terlibat di pendakian Gunung Rinjani yang terdiri atas Trekking Organizer (TO) sebanyak 70 orang, Guide 794 orang, dan porter 1.841 orang. Dengan jumlah kunjungan sebanyak sebanyak 39.226 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara (441 orang) dan wisatawan nusantara (38.785 orang).
Sedangkan pada 2022 (sampai dengan 31 Juli 2022), TNGR mencatat jumlah TO yang terlibat sebanyak 94 orang, Guide 1.284 orang, dan Porter 4.073 orang. Dengan jumlah kunjungan sebanyak 31.825 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara (2.600 orang) dan wisatawan nusantara (29.225 orang).
Dari hasil analisa jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pendakian, pada 2021 dapat diketahui estimasi pendapatan TO sebesar Rp12.638.925.000, Guide Rp603.890.000, Porter Rp1.160.705.000, karcis asuransi yang dikenakan kepada pelaku wisata sebesar Rp244.021.000, dan PNBP yang disetorkan ke negara sebesar Rp577.557.500.
Sementara pendapatan pada 2022 sampai dengan 31 Juli 2022, estimasi pendapatan TO sebanyak Rp10.613.760.000, Guide Rp1.186.880.000, Porter Rp3.152.320.000, Karcis Asuransi yang dikenakan kepada pelaku wisata sebesar Rp226.540.000, dan jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan ke negara sebesar Rp1.367.174.500.
BACA JUGA: TNGR Rilis Dokumentasi Foto Lawas Suasana Gunung Rinjani
Selain itu, pada sektor jasa transportasi dari kegiatan pendakian, TNGR merilis data pada tahun 2021 perkiraan pendapatan jasa transportasi mencapai Rp1.341.000.000, dan untuk jasa Makanan-Minuman sebesar Rp3.620.700.000.
Sedangkan pada 2022 (sampai dengan 31 Juli 2022) estimasi pendapatan pada jasa transportasi dari kegiatan pendakian sebesar Rp1.105.600.000, dan untuk Jasa Makanan-Minuman sebesar Rp3.537.920.000. (MC/RIL)