Mounture.com — Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) tengah melakukan evaluasi terkait kebijakan untuk jasa pendampingan pendaki di Gunung Semeru.
Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, mengatakan bahwa kebijakan ini diberlakukan untuk menjamin keselamatan para pendaki. Sebab, kata dia, pendakian Gunung Semeru memiliki tingkat risiko tinggi dan membutuhkan pengelolaan yang lebih ketat.
“Pendakian Semeru ini salah satu pendakian gunung berisiko tinggi di Indonesia. Kami ingin memastikan keselamatan pendaki, salah satunya dengan pendamping yang sudah terlatih,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pihaknya ingin memastikan keselamatan pendaki, salah satunya dengan pendampingan yang sudah terlatih.
BACA JUGA:
Standar Perlengkapan untuk Pendakian Gunung Kerinci
Gunung Rinjani Masuk Trek Pendakian Terbaik di Dunia versi Lonely Planet
“Mengenai tarif, kami masih mengkaji agar tidak menjadi polemik dan memberikan akses yang setara bagi semua kalangan,” pungkas dia.
Ia mengakui bahwa ada keluhan mengenai tarif pendampingan yang dinilai cukup tinggi. Namun, lanjut dia, pihaknya sedang melakukan kajian lebih lanjut mengenai tarif ini agar bisa disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
“Tujuannya agar semua kalangan tetap bisa mengakses pendakian dengan aman tanpa merasa terbebani oleh biaya yang tidak terjangkau,” ujarnya.
TNBTS menyadari bahwa kebijakan ini menimbulkan polemik, terutama di kalangan pendaki senior yang merasa tidak perlu didampingi. Namun, Rudijanta menjelaskan bahwa pendampingan bukan berarti pemanduan yang membutuhkan biaya lebih besar.
“Kami menyebut pendamping karena pemandu tarafnya bukan seperti itu. Pendamping ini merupakan petugas terlatih yang kami siapkan untuk memastikan keselamatan pendaki yang menuju Ranukumbolo,” jelasnya.
Rudijanta berharap agar proses kajian terkait tarif dan kebijakan pendampingan dapat segera selesai dan tidak menambah polemik di kalangan masyarakat.
(om/ril)