Bertahan di Tengah Badai: Strategi Survival saat Cuaca Tak Bersahabat di Gunung

  • 3 November 2025 07:19

Badai di Gunung

Mounture.com — Bagi para pendaki, alam adalah sahabat sekaligus tantangan terbesar. Di balik keindahan puncak dan kabut yang memukau, tersembunyi risiko cuaca ekstrem yang bisa datang tiba-tiba, mulai dari hujan deras, badai angin, hingga suhu yang anjlok drastis. Karena itu, memahami strategi survival di gunung saat cuaca tak bersahabat menjadi kunci keselamatan yang tak boleh diabaikan.

Menurut catatan Basarnas dan komunitas pecinta alam Indonesia, lebih dari 60% insiden pendakian terjadi akibat kurangnya kesiapan menghadapi perubahan cuaca.

Kebanyakan pendaki terlalu fokus pada puncak, padahal tantangan sebenarnya justru ada pada bagaimana kita bisa kembali dengan selamat.

1. Pantau Cuaca Sebelum Mendaki

Langkah pertama sebelum berangkat adalah memantau prakiraan cuaca di area pendakian. Gunakan aplikasi resmi seperti BMKG Weather App atau portal cuaca lokal. Bila ada peringatan dini terkait badai atau hujan lebat, tunda perjalanan demi keselamatan tim.

2. Siapkan Perlengkapan Anti-Air dan Lapisan Hangat

Cuaca dingin dan basah bisa menyebabkan hipotermia, kondisi berbahaya yang terjadi saat suhu tubuh turun drastis. Pastikan membawa jas hujan atau ponco waterproof, tenda double layer dengan flysheet kuat

Kemudian baju berlapis (layering system) yakni base layer, insulasi, dan jaket luar, serta sleeping bag tahan dingin (minimal suhu -5°C). Gunakan bahan sintetis atau wool, hindari pakaian berbahan katun yang mudah menyerap air.

3. Bangun Camp di Lokasi Aman

Jika badai datang saat perjalanan, cari lokasi berlindung yang terlindung dari pohon besar, jurang, atau area terbuka. Pilih tempat dengan kemiringan tanah ringan dan drainase baik agar air tidak menggenang di sekitar tenda. Gunakan flysheet tambahan untuk memperkuat perlindungan dari angin dan hujan deras.

BACA JUGA: Cuaca Buruk, Pendakian Gunung Kelud Dibatasi Sementara untuk Keamanan Pendaki

4. Kelola Energi dan Tetap Hangat

Saat cuaca memburuk, tetap aktif secara ringan agar tubuh menghasilkan panas. Konsumsi makanan berkalori tinggi seperti cokelat, kacang, dan minuman hangat. Hindari tidur dalam kondisi pakaian basah karena bisa mempercepat kehilangan panas tubuh.

5. Gunakan Teknik Navigasi Darurat

Jika terpaksa bergerak dalam kondisi berkabut atau badai, gunakan kompas, GPS, dan peta topografi. Jangan memaksakan diri mencari jalur baru. Sebisa mungkin tetap di jalur resmi pendakian dan tunggu kondisi stabil sebelum melanjutkan perjalanan.

6. Pahami Sinyal Bahaya Alam

Waspadai tanda-tanda perubahan cuaca ekstrem seperti awan gelap menggulung, suhu mendadak turun, atau angin meningkat. Jika mendengar petir, jauhi area terbuka dan logam. Duduk merunduk di atas tas atau benda isolatif untuk mengurangi risiko tersambar petir.

7. Prioritaskan Keselamatan, Bukan Puncak

Tujuan pendakian sejati bukanlah sekadar mencapai puncak, melainkan kembali turun dengan selamat. Bila cuaca tidak memungkinkan, jangan ragu untuk memutuskan turun atau bertahan di camp hingga situasi aman.

(mc/pd)