Mounture.com — Kerupuk merupakan salah satu pelengkap makan yang identik dengan masyarakat Indonesia. Memiliki tekstur renyah dan rasa gurih, membuat kerupuk menjadi pelengkap berbagai hidangan.
Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, disebutkan setiap daerah di Indonesia memiliki ragam kerupuk yang menarik untuk dicicipi. Uniknya lagi, setiap jenis kerupuk memiliki karakteristik tersendiri.
Tak hanya renyah, kerupuk-kerupuk khas Indonesia juga memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Itu mengapa, ada beberapa jenis kerupuk yang hanya cocok dijadikan “pasangan” untuk beberapa hidangan tertentu.
Berikut ini beberapa jenis kerupuk populer yang ada di Indonesia.
1. Kerupuk blek
Kerupuk blek merupakan jenis kerupuk yang selama ini dikenal dengan nama “kerupuk putih mawar” atau “kerupuk uyel” alias kerupuk yang sering dijadikan perlombaan pada saat momen 17 Agustusan.
Alasan dinamakan kerupuk blek karena kerupuk ini disimpan dalam wadah kaleng seng yang disebut sebagai blek.
2. Kerupuk udang
Sesuai dengan namanya, tentu saja kerupuk udang menggunakan udang kecil yang ditumbuk halus sebagai bahan utama. Kerupuk tradisional yang berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur ini identik dengan ukurannya yang lebar, tipis, dan berwarna agak merah muda.
Berkat rasa dan aroma khas udang yang cukup kuat, kerupuk udang cocok dinikmati bersama berbagai macam makanan khas Indonesia, seperti rawon, nasi goreng, maupun lontong opor.
BACA JUGA: Kiat Lindungi Kulit Wajah saat Liburan
3. Kerupuk melarat
Mendengar namanya saja sudah cukup unik. Ternyata, kata “melarat” pada jenis kerupuk ini diambil dari bahasa Jawa yang berarti miskin.
Hal ini disebabkan karena kerupuk ini tidak digoreng dengan minyak, melainkan disangrai menggunakan pasir panas. Penggunaan pasir ini dilatarbelakangi karena harga minyak goreng yang mahal.
Anda tidak perlu khawatir, karena jenis pasir yang digunakan untuk menyangrai kerupuk tergiling aman dan bersih. Rasanya pun tetap gurih dan nikmat, sehingga cocok dijadikan teman makan nasi maupun camilan.
4. Kerupuk gendar
Berbeda dengan jenis kerupuk sebelumnya, kerupuk gendar terbuat dari adonan nasi dengan tambahan bumbu rempah. Umumnya, jenis kerupuk ini banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah, dan sering juga disebut kerupuk karak.
Berkat teksturnya yang renyah dan gurih, sebagian masyarakat kerap menjadikan kerupuk gendar sebagai camilan saat santai.
5. Kerupuk mie
Walaupun ada kata ”mie” pada namanya, namun jenis kerupuk ini tidak terbuat dari olahan mie secara langsung. Penamaan kerupuk mie diberikan karena memiliki bentuk keriting dan berwarna kuning layaknya mi telur.
Biasanya, kerupuk mie dijadikan sebagai pelengkap asinan bogor dan asinan betawi.
6. Kerupuk kulit
Sesuai namanya, kerupuk kulit atau populer dikenal dengan nama “kerupuk rambak” merupakan jenis kerupuk yang terbuat dari kulit sapi maupun kerbau.
Daya tarik kerupuk kulit ada pada ukurannya yang besar dan mengembang seperti bantal. Uniknya, kerupuk kulit memiliki lapisan yang tipis, tekstur renyah, dan lumer di mulut ketika di makan.
Selain disantap langsung, kerupuk kulit kerap diolah menjadi berbagai macam makanan Indonesia, salah satunya krecek khas Yogyakarta.
7. Kerupuk kemplang
Kerupuk yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan ini terbuat dari perpaduan tepung tapioka dan ikan tenggiri. Itu mengapa, kerupuk kemplang identik dengan aroma ikan yang menggugah selera.
Biasanya kerupuk amplang disantap sebagai pendamping pempek, atau camilan dengan dicocol ke dalam sambal terasi khas Bangka.
BACA JUGA: Goa Kidang Kencono, Wisata Alam Menantang di Bukit Menoreh
8. Kerupuk amplang
Jenis kerupuk ini banyak ditemukan di Samarinda, Kalimantan Timur. Karena sama-sama terbuat dari ikan tenggiri, banyak yang mengira antara kerupuk amplang dan kerupuk kemplang adalah dua jenis kerupuk yang sama. Padahal, keduanya sangat berbeda.
Satu perbedaan yang paling mudah dikenali adalah tekstur kerupuk amplang lebih padat dibandingkan kerupuk kemplang, selain itu kerupuk amplang punya bentuk bulat kecil dan berwarna cokelat muda.
9. Emping
Jenis kerupuk tradisional yang identik dengan rasa gurih dan agak pahit ini hampir tidak pernah absen menjadi pelengkap soto betawi, bubur ayam, rawon, maupun nasi goreng.
Berbeda dengan jenis kerupuk lain, emping menggunakan biji melinjo sebagai bahan utama. Proses pembuatannya dimulai dengan memipihkan melinjo kemudian digoreng. Setelah matang, emping akan menghasilkan tekstur padat dan renyah yang pastinya bikin ketagihan.
(mc/ril)