Mounture.com — KAI Daop 6 Yogyakarta meresmikan Monumen Lokomotif D 301 76 yang berada di Stasiun Solo Balapan, Jawa Tengah. Adapun pembangunan Monumen Lokomotif ini merupakan inisiatif dari Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, yang berkeinginan untuk menambah satu monumen di Kota Solo.
KGPAA Mangkunagoro X GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, mengungkapkan apresiasinya terhadap upaya yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ia mengatakan bahwa KAI adalah perusahaan yang inovatif dan progresif dalam kemajuan transportasi kereta api, tetapi yang membuatnya unik adalah komitmennya untuk melestarikan sejarah.
“Ini merupakan langkah awal yang menandai kerja sama yang baik antara KAI, Pemerintah Kota Surakarta, dan Pura Mangkunegaran dalam menghidupkan kenangan masa lalu sebagai ikon Kota Solo. Harapannya, kerjasama ini akan terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar di masa depan,” katanya.
Sementara Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI, menekankan hubungan erat antara Stasiun Solo Balapan dan Pura Mangkunegaran. Stasiun ini didirikan lebih dari 150 tahun yang lalu atas inisiasi dari pemimpin Mangkunegaran Solo, KGPAA Mangkunagoro IV.
“Oleh karena itu, peresmian Monumen Lokomotif D 301 76 ini menjadi kebanggaan, karena ini adalah langkah bersejarah yang diambil bersama-sama dengan KGPAA Mangkunagoro X,” tutur dia.
BACA JUGA: KAI Hadirkan Promo Tiket Kereta Api selama Oktober 2023
Monumen ini ditempatkan di halaman depan Stasiun Solo Balapan, menciptakan ikon baru yang dapat dinikmati oleh pengunjung dan pejalan kaki. Selain sebagai objek estetis, monumen ini juga memiliki tujuan edukatif, di mana monumen ini akan memberikan pemahaman sejarah yang berharga kepada masyarakat tentang perkembangan perkeretaapian di Indonesia.
Lokomotif D 301 merupakan jenis lokomotif diesel tipe hidrolik yang pernah aktif di Jawa Tengah untuk menarik kereta campuran yang terdiri dari dua kereta penumpang dan tiga gerbong barang pada rute Semarang-Demak-Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta-Bantul, dan Purwosari-Wonogiri. Sebanyak 80 unit lokomotif ini dibeli dari pabrik Krupp di Jerman pada tahun 1962.
Kehadiran monumen ini juga akan meningkatkan penataan kawasan sekitarnya, menciptakan suasana yang lebih rapi, dan indah sehingga para pengunjung dapat menikmatinya dengan nyaman.
Lokomotif D 301 sebelumnya juga telah digunakan sebagai monumen di wilayah Daop 8 Surabaya dan Daop 9 Jember sebagai landmark atau penanda kawasan stasiun dan area perkantoran.
BACA JUGA: Anis, Si Mungil di Gunung Rinjani
Selain Monumen Lokomotif, Stasiun Solo Balapan juga telah mengalami berbagai perubahan positif. Salah satunya adalah adanya toilet baru di zona 3 yang dapat dimanfaatkan oleh pelanggan kereta api sebelum masuk ke area boarding gate.
Loket dan layanan pelanggan juga telah direvitalisasi untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan. Pemasangan signage yang lebih jelas juga membantu pelanggan dalam mengakses moda transportasi kereta api.
Selain perbaikan fasilitas, Daop 6 Yogyakarta juga memberikan ruang publik non-komersial di Hall Stasiun Solo Balapan. Hall ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan yang tidak bersifat komersial, seperti pertunjukan seni dan acara masyarakat lainnya.
Stasiun Solo Balapan merupakan salah satu stasiun kereta api yang strategis di Kota Solo. Stasiun ini menjadi titik keberangkatan menuju berbagai destinasi di pulau Jawa.
Beberapa layanan perjalanan kereta api yang tersedia di Stasiun Solo Balapan antara lain Argo Wilis, Argo Dwipangga, Turangga, Sancaka, Gajayana, Bima, dan masih banyak lagi.
(mc/ril)