Mounture.com — Mendaki gunung merupakan kegiatan yang banyak menguras tenaga, selain itu kegiatan ini pun diharuskan menggunakan peralatan yang diharuskan aman mulai dari perlengkapan hingga pakaian yang digunakan.
Salah satu jenis bahan yang tidak dianjurkan untuk digunakan saat mendaki gunung adalah celana jeans. Berikut ini beberapa alasan tidak disarankannya penggunaan celana jeans saat mendaki gunung.
1. Saat mendaki gunung, otot panggul, perut, paha, betis, dan kaki akan melakukan fase kontraksi dan relaksasi berulang-ulang. Maka dari itu akan terjadi perubahan diameter paha, betis dan kaki secara berulang-ulang pula.
Sehingga anggota gerak bawah membutuhkan ruang yang cukup. Celana Jeans akan membatasi pergerakan dari otot-otot saat berkontraksi, sehingga memudahkan terkena cedera otot.
BACA JUGA:
Kisah Tentang Puncak Nenek Mori
Mengenal Gunung Bukit Raya, Rangkaian 7 Puncak Tertinggi di Indonesia
2. Selain cedera, celana jeans yang ketat, akan mengganggu sistem peredaran darah dan saraf yang ada di anggota gerak.
Hal tersebut akan menyebabkan compartment syndrome, di mana sel-sel otot tidak mendapatkan suplai darah dengan baik, sehingga dapat terjadi kematian sel, penurunan kerja otot, dan jika dibiarkan dan berulang-ulang dapat terjadi kelumpuhan.
3. Celana jeans yang ketat juga membatasi gerak sendi, sehingga saat melangkah, pendaki sangat rawan untuk terkilir akibat berpijak pada tumpuan yang tidak pas, akibat ayunan dan langkah kaki yang tidak bebas.
4. Celana jeans bersifat low absorbable material, di mana bahan celana jeans sangat lama dalam menyerap air atau keringat, dan sangat lama pula keringnya. Hal ini berbahaya jika digunakan saat musim hujan, karena dapat meningkatkan risiko hipotermia.
(mc/pd)