(Mounture.com) — Beragam flora dan fauna bisa kalian temui ketika melakukan pendakian ke gunung. Bahkan ketika mendaki gunung pun kalian bisa menemui populasi tumbuhan atau hewan khas yang hanya ada di gunung. Salah satunya adalah tumbuhan Cantigi.
Populasi tumbuhan khas gunung ini, masih bisa ditemukan di hampir semua gunung di Indonesia. Adapun Cantigi merupakan tumbuhan yang tahan terhadap asap belerang dan tanah kawah beracun. Tumbuhan ini memiliki banyak nama sebutannya, seperti Manis Rejo (Jawa), Cantigi (Sunda), Delima Montak (Kalimantan Timur) dan lainnya.
Untuk dapat menemui tumbuhan ini, biasanya pendaki bisa berjumpa dengan Cantigi di vegetasi menjelang puncak atau di puncak gunung, sama dengan wilayah tumbuhnya Edelweis, yang lebih populer di mata para pendaki. Cantigi dominan tumbuh di hutan Sub Alpin. Selain itu, tumbuhan ini juga ada yang tumbuh di wilayah pantai, namun tidak setenar Cantigi gunung.
Menariknya, pohon Cantigi ini terbilang banyak memberikan bantuan pada para pendaki, di mana tumbuhan ini memiliki akar yang kuat mencengkram tanah dan tebing yang sering kali dijadikan tumpuan atau pegangan pendaki ketika merangkak naik dan turun gunung.
Selain itu, Cantigi pun bisa dijadikan tempat berlindung para pendaki dari terjangan badai serta bisa menjadi lokasi nyaman untuk membangun bivak. Tak hanya itu, tumbuhan ini juga bisa dikonsumsi dalam keadaan darurat yaitu buah dan pucuk daunnya.
Adapun keindahan populasi Cantigi bisa pendaki nikmati saat bulan Juli – Agustus, di mana pada rentang bulan tersebut Cantigi akan berbunga. Bunganya cenderung kecil dengan warna ungu gelap, berbentuk lonceng dan berbau layaknya almond. Pohon ini memiliki struktur kayu yang keras, daun yang tebal serta memiliki daya tahan yang hebat dari terpaan hujan, maupun badai sekalipun.
Dengan besarnya manfaat dari Cantigi ini, maka sebaiknya para pendaki bisa menjaga tumbuhan khas gunung itu. Biarkan tumbuhan ini tetap hidup dan lestari di wilayahnya ya. (MC/PC)
Foto: dok. Instagram/@ayuindahk