Estimasi Mendaki Gunung Gandang Dewata di Sulawesi Barat

  • 21 April 2020 07:10

(Mounture.com) — Taman Nasional Gunung Gandang Dewata (TNGGD) terletak di sebelah utara Kota Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Di Taman Nasional yang diresmikan pada 2016 lalu itu terdapat banyak satwa-satwa dilindungi.

Taman Nasional ke-53 di Indonesia ini memiliki 2 jalur pendakian untuk mencapai ke puncak Gunung Gandang Dewata yang mencapai ketinggian 3.037 meter di atas permukaan laut (mdpl), yakni jalur Paku di Kecamatan Tabulahan, dan jalur Rante Pongko di Kecamatan Mamasa.

Adapun masing-masing jalur pendakian Gunung Gandang Dewata ini memiliki 10 pos pendakian. Namun dari kedua jalur pendakian tersebut, jalur via Mamasa menjadi jalur favorit dikarenakan jalur pendakiannya jelas dan terbilang lebih aman dibandingkan dengan jalur lainnya yang lebih jauh.

Gunung yang memiliki jalur cukup ekstrim ini memiliki hutan lumut yang menawan layaknya hutan purba. Hutan lumut tersebut bisa ditemui mulai dari ketinggian 2.000 mdpl. Berikut ini estimasi pendakian ke Gunung Gandang Dewata yang dilansir dari laman Mapala Universitas Negeri Makassar (UNM) (mapalapmkunm.wordpress.com).

– Rantepongko – Pos I dengan jarak 4,1 kilometer ditempuh dengan waktu perjalanan kurang lebih 3 jam. Kontur jalan berupa pematang sawah, jalan setapak, dan kebun kopi.

– Pos I – Pos II dengan jarak 1,05 kilometer ditempuh selama kurang lebih 2 jam perjalanan dengan kontur jalan yang cukup berat dan curam.

– Pos II – Pondok kecil (puncak) berjarak 1,95 kilometer (2 jam), dengan kontur jalan yang berat.

– Pondok kecil – Pos III berjarak 1,35 kilometer (2 jam lebih) dengan kontur jalan bervariasi antara menanjak dan menurun.

– Pos III – Camp II berjarak 350 meter (15 menit), memiliki kontur jalan menurun dan akan ada tempat datar di dekat sungai.

– Camp II – Pos IV berjarak 2,45 kilometer (2 jam), menyusuri anak sungai, mendaki, melewati punggungan, kemudian jalan sedikit datar namun cenderung menurun.

– Pos IV – Pondok kecil (sungai) berjarak 1,75 kilometer (2 jam), menyusuri punggungan kemudian menurun menuju sungai besar kemudian menyeberangi sungai 1 kali.

– Pondok kecil – Pos V berjarak 925 meter (30 menit), jalur menyusuri sungai dengan 5 kali melakukan penyeberangan.

– Pos V – Camp III berjarak 150 meter (15 menit), menyeberangi sungai kecil kemudian melanjutkan dengan kontur jalan menanjak atau mendaki.

– Camp III – Pos VI berjarak 1,9 kilometer (1 jam 25 menit), trekking sampai puncak.

– Pos VI – Pos VII memiliki jarak 2,05 kilometer (2 jam), melewati punggungan, sedikit mendaki kemudian akan landai cenderung menurun.

– Pos VII – Camp IV jarak 1,1 kilometer (45 menit), jalur menurun yang terjal dan licin hingga menemukan tempat datar dekat dari sungai.

– Camp IV – Air terjun yang berjarak 50 meter (5 menit), kondisi jalur menurun yang curam.

– Air terjun – Pos VIII menempuh perjalanan selama 1 jam 30 menit dengan menyeberangi sungai, kemudian melanjutkan jalur mendaki.

– Pos VIII – Pos IX ditempuh selama 1 jam 45 menit, berjalan hingga punggungan mengarah ke kiri, kemudian jalur landai dan dilanjutkan dengan menanjak lagi.

– Pos IX – Pos X (45 menit), dengan kontur jalan menanjak.

– Pos X – Puncak (40 menit), sedikit menanjak namun cenderung datar. (MC/RIL)

Foto: ksdasulsel.menlhk.go.id