
Mounture.com — Saat melakukan pendakian gunung, sepatu gunung merupakan salah satu perlengkapan wajib yang harus digunakan. Selain memberikan kenyamanan, sepatu mendaki juga berfungsi untuk melindungi kaki dari cedera, luka, dan medan ekstrem selama perjalanan.
Sepatu gunung umumnya memiliki kontur sol kuat serta beberapa di antaranya sudah dilengkapi dengan fitur anti-air (waterproof). Namun, jika jarang digunakan atau disimpan terlalu lama, karet sepatu bisa mengeras dan getas, sehingga berpotensi jebol ketika digunakan.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika sepatu mendadak jebol di tengah pendakian? Tenang, ada beberapa cara darurat memperbaiki sepatu gunung yang bisa dilakukan dengan perlengkapan sederhana yang biasanya dibawa pendaki.
BACA JUGA: Gunung Mandalawangi Garut: Pesona Alam dan Tantangan Pendakian di Perbatasan Bandung–Garut
Jika sol sepatu terlepas, cara paling cepat adalah dengan mengikat bagian sol menggunakan tali sepatu. Ikat tali mengelilingi sepatu dengan kuat agar posisi sol tetap menempel dan tidak mudah lepas ketika melangkah.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba alternatif lain dengan memanfaatkan plastik atau tali yang dibakar sebagai perekat sementara. Berikut langkah-langkahnya:
1. Siapkan alat yang biasanya sudah tersedia di tas pendakian seperti korek api, tali plastik, atau potongan plastik dan ranting pohon.
2. Bakar plastik atau tali di dekat bagian sepatu yang jebol — umumnya di area sol bawah.
3. Teteskan hasil lelehan plastik ke bagian yang terlepas, lalu ratakan menggunakan ranting.
4. Diamkan beberapa menit hingga plastik mengeras dan merekat.
Cara ini bisa menjadi “lem darurat” yang membantu kamu tetap melangkah dengan aman hingga turun gunung.
BACA JUGA: Etika Buang Hajat di Gunung: Panduan Penting bagi Para Pendaki
Perlu diingat, metode ini hanya bersifat sementara dan tidak bisa menggantikan perbaikan permanen. Setelah turun gunung, segera perbaiki sepatu di tempat reparasi khusus atau pertimbangkan untuk mengganti jika kondisinya sudah terlalu rusak.
Dengan sedikit kreativitas dan persiapan alat sederhana, pendaki bisa tetap melanjutkan perjalanan tanpa hambatan, bahkan ketika menghadapi situasi darurat di jalur pendakian.
(mc/pd)





