Teknik Rappeling dalam Pendakian Gunung: Fungsi, Jenis, dan Peralatan yang Wajib Disiapkan

Teknik Rappeling

Mounture.com — Dalam dunia pendakian gunung, khususnya pada jalur yang memiliki medan ekstrem dan curam, penguasaan teknik rappeling (repling) menjadi keterampilan penting yang wajib dipahami pendaki.

Teknik rappeling merupakan metode menuruni ketinggian menggunakan media tali, umumnya tali karmantel, dari posisi atas ke bawah secara terkontrol.

Teknik ini kerap digunakan pada jalur tebing, medan vertikal, hingga kondisi darurat yang mengharuskan pendaki turun dengan aman tanpa jalur landai.

Rappeling dilakukan dengan cara menuruni tebing secara perlahan sambil mengulurkan tali karmantel secara terkontrol melalui alat pengaman. Pendaki harus menjaga keseimbangan tubuh, dengan posisi kaki menapak stabil pada permukaan tebing.

Kesalahan langkah atau posisi kaki yang tidak tepat dapat menyebabkan tubuh terayun ke kanan atau kiri, bahkan berpotensi menimbulkan cedera serius. Oleh karena itu, teknik ini membutuhkan konsentrasi tinggi, kontrol gerakan, serta pemahaman peralatan yang baik.

BACA JUGA: Gunung Api Banda: Pesona Pendakian dengan Panorama Laut dan Kepulauan

Secara umum, teknik rappeling terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

1. Rappeling Cepat

Teknik rappeling cepat biasanya digunakan dalam kejuaraan panjat tebing, maupun oleh aparat keamanan seperti TNI dan Polri dalam operasi khusus di medan gunung atau hutan.

Teknik ini menekankan kecepatan turun dengan kontrol penuh, sehingga hanya dapat dilakukan oleh personel yang telah terlatih secara profesional.

2. Rappeling Lambat

Rappeling lambat merupakan teknik yang paling umum digunakan oleh pendaki gunung dan pemanjat tebing. Teknik ini dilakukan secara perlahan dan bertahap, dengan tujuan menjaga keselamatan serta meminimalkan risiko terpeleset atau kehilangan kendali saat menuruni tebing.

BACA JUGA: 3 Fitur Wajib Jaket Gunung yang Harus Dibawa saat Pendakian

Sebelum melakukan rappeling, pendaki wajib memastikan seluruh peralatan keselamatan dalam kondisi baik dan layak pakai.

Beberapa peralatan utama yang harus disiapkan antara lain Harness (sabuk pengaman tubuh), tali karmantel sesuai standar keselamatan, carabiner, figure 8 atau alat penurun lainnya, dan helm untuk melindungi kepala dari benturan atau jatuhan batu.

Penggunaan peralatan standar dan teknik yang benar sangat penting untuk mencegah kecelakaan fatal saat berada di medan vertikal.

Teknik rappeling bukan sekadar keterampilan tambahan, melainkan bagian dari manajemen risiko dalam pendakian. Pendaki disarankan mempelajari teknik ini melalui pelatihan resmi atau pendampingan instruktur berpengalaman sebelum mempraktikkannya di alam terbuka.

Dengan pemahaman teknik, peralatan yang memadai, serta sikap disiplin terhadap keselamatan, rappeling dapat menjadi solusi aman untuk menghadapi jalur ekstrem di gunung.

(mc/ns)