Mengenal Kawasan TN Bukit Tigapuluh

  • 7 October 2022 07:03

Pemandangan di kawasan TN Bukit Tigapuluh (Foto: dok. KSDAE KLHK)

Mounture.com — Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) yang berada di dua provinsi, yakni Riau dan Jambi merupakan kawasan perbukitan curam yang ada di tengah-tengah dataran Sumatera.

Letak kawasan TNBT ini terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang sisi barat Sumatera.

Dikutip dari laman KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dijelaskan bahwa berdasarkan perbedaan struktur tegakan, komposisi jenis dan fisiognominya, ekosistem TN ini terdiri atas empat macam, yakni hutan alam primer, hutan alam bekas tebangan, semak belukar, dan kebun karet serta ladang.

BACA JUGA: Mengenal TN Batang Gadis di Sumatera Utara

Adapun hutan alam primer (virgin forest), yaitu hutan hujan alami yang belum terganggu oleh aktivitas pembalakan kayu. Sementara hutan alam bekas tebangan (logged over-area), yaitu hutan yang telah mengalami gangguan berupa aktivitas penebangan, baik yang dilakukan oleh pemegang HPH maupun perambah hutan maupun penebang liar.

Sedangkan semak belukar, yaitu kawasan yang telah dibuka untuk perladangan kemudian ditinggalkan. Kawasan ini juga sering disebut hutan sekunder karena di area ini terjadi suksesi sekunder, kemudian kebun karet dan ladang, yaitu komunitas tumbuhan hasil penanaman.

Hutan Bukit Tigapuluh tersebut merupakan tempat terakhir spesies terancam seperti orangutan sumatera, harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, tapir asia, beruang madu dan berbagai spesies burung yang terancam.

Bagi pengunjung yang ingin mengamati keindahan alam dan keragaman hayati di kawasan ini, pengamatan satwa dan panorama tersaji di Puputan Keling, atau air terjun yang menyegarkan di Tembelung Berasap.

Jejak pertambangan ada di Camp Granit dengan jalur wisata sepanjang 8,6 kilometer. Area Camp Granit cocok untuk berburu foto, pengamatan burung, pendakian, maupun sekadar bersantai menikmati alam.

Memahami kehidupan masyarakat tradisional di Bukit Tigapuluh dapat memperkaya pengalaman kala berkunjung ke Bukit Tigapuluh. Di sana, pengunjung dapat menemui masyarakat Talang Mamak dan komunitas Melayu di Dusun Lemang dan Siamang.

Sementara di Dusun Datai, masyarakat Talang Mamak hidup bersama alam dan jarang berinteraksi dengan dunia luar. Turut menyelami kehidupan masyarakat tradisional ini akan menambah pengetahuan.

Sembari menikmati alam, para tamu bisa mengenal norma, adat istiadat setempat dan berbagai jenis obat dari hutan. Suku Talang Mamak mempercayai bukit dan tumbuhan Bukit Tigapuluh memiliki kekuatan magis dalam kehidupan.

Pada waktu tertentu, suku Talang Mamak juga menggelar upacara adat. Adat, budaya dan cara hidup mereka turut merawat kelestarian alam sekitar. Masyarakat tradisional ini memanfaatkan bagian tertentu tumbuhan hutan sebagai obat.

Sebuah ekspedisi menyimpulkan suku Talang Mamak memanfaatkan 110 jenis tumbuhan untuk mengobati 56 jenis penyakit. (MC/RIL)