Early Warning System Berbasis IoT dari PT Nusa Network Prakarsa Hadirkan Solusi Mitigasi Banjir

Early Warning System - Nada

Mounture.com — Musim hujan selalu membawa kekhawatiran akan potensi banjir di berbagai wilayah Indonesia. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada Maret 2025 lalu, kerugian akibat banjir di wilayah Jabodetabek saja mencapai Rp1,6 triliun.

Salah satu penyebab utama besarnya kerugian adalah keterlambatan informasi. Banyak warga baru menyadari bahaya ketika air sudah masuk rumah, sehingga waktu untuk menyelamatkan diri sangat terbatas. Hal ini menegaskan pentingnya early warning system (sistem peringatan dini) yang cepat, akurat, dan dapat diandalkan.

Menurut M. Abghi Giffary, Product Manager PT Nusa Network Prakarsa, tidak banyak pemerintah daerah yang memiliki perangkat early warning system untuk mengantisipasi banjir. Padahal, teknologi ini bisa menekan risiko kerugian ekonomi maupun korban jiwa.

“Pemerintah daerah perlu melihat teknologi bukan hanya sebagai alat, tetapi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi warganya,” ujar Abghi melalui keterangan resmi, baru-baru ini.

BACA JUGA: Pertamina NRE dan Indonesia Water Warriors Gelar Climate Warrior Goes to School di Jakarta

Dengan teknologi berbasis sensor dan Internet of Things (IoT), early warning system dapat memantau kondisi lingkungan secara real-time.

Data yang terkumpul bisa langsung disampaikan kepada pihak berwenang maupun masyarakat, sehingga langkah evakuasi dan mitigasi dapat dilakukan lebih cepat dan terukur.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PT Nusa Network Prakarsa menghadirkan Nada, perangkat IoT untuk early warning system. Dibekali sensor compact berstandar IP68 dan sumber daya tenaga surya (solar powered), Nada mampu beroperasi secara mandiri di lapangan dengan daya tahan tinggi.

Keunggulan lainnya:

– Konektivitas: mampu mengirim data real-time via jaringan seluler 4G, dengan opsi upgrade ke satelit.

– Dashboard fleksibel: menampilkan data sesuai kebutuhan pengguna.

– Mudah instalasi & perawatan.

Selain itu, Nada dapat dipakai di berbagai sektor mulai dari lingkungan dan kebencanaan, kelautan, infrastruktur, pertanian hingga riset.

BACA JUGA: Suara Anak Muda Indonesia di Tengah Krisis Iklim: Dari Deklarasi Nasional hingga Seruan Energi Bersih

Dalam mitigasi banjir, Nada dilengkapi kombinasi sensor:

– Water level sensor: berbasis radar, jangkauan hingga 40 meter, tanpa komponen terendam air.

– Rain gauge sensor: mengukur curah hujan dengan resolusi 0,2 mm, tetap menyimpan antrean data meski sinyal lemah.

– Weather sensor: memantau parameter cuaca seperti radiasi matahari, kelembaban, suhu udara, sambaran petir, hingga curah hujan presisi tinggi (0,017 mm).

“Melalui Nada, kami ingin menghadirkan solusi early warning system yang modern, cerdas, dan mudah diadopsi. Dengan teknologi ini, pemerintah daerah bisa lebih siap menghadapi ancaman banjir, sementara masyarakat merasa lebih terlindungi,” jelas Abghi.

(mc/ril)