Mounture.com — Usai viral mengenai keluhan sejumlah pendaki terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) pada sistem booking online pendakian Gunung Merbabu, pihak Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) pun angkat bicara.
Kasubag TU TNGMb, Johan Setiawan, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi untuk memperbaiki proses booking online dan penerapan kuota. Sebab, hal itu menjadi celah untuk terjadinya praktik pungli kepada calon pendaki.
“Proses booking dan penerapan kuota ada celah yang harus diperbaiki. Kami sudah menangkap itu, kami akan perbaiki sistemnya. Salah satunya menerapkan kuota. Ini juga mandat dari pusat bahwa kawasan konservasi pendakian semuanya harus dengan kuota,” katanya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa sistem kuota diterapkan agar pendaki tidak kebingungan setibanya di pos pendakian, terutama jika kuota booking telah habis.
Baca juga: Pendaki Keluhkan ‘Pungli’ di Gunung Merbabu
Menurutnya, selama ini booking dilakukan secara online, namun pembayaran dilakukan tunai di lokasi saat akan mendaki. Hal tersebut, kata dia, ternyata dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, di mana oknum tersebut membooking dalam jumlah banyak, kemudian dijual kembali ke pendaki dengan harga berkali lipat.
“Ya, akhirnya ada kawan kita yang mencoba memanfaatkan kekurangan sistem ini. Namun, di sisi lain justru merugikan banyak, tapi kita sudah menangkap dan mengevaluasi sistem ini,” jelas dia.
“Kami sudah konsultasikan, dan nanti akan kita perbaiki. Selain itu, petugas di basecamp juga akan diperkuat. Nantinya, by name by NIK pendaki harus sama dengan yang di sistem booking online,” tutupnya. (MC/LS)