Pascapandemi, Pendapatan Kegiatan Pendakian di Gunung Rinjani Tembus Rp70 Miliar

Puncak Gunung Rinjani (Mounture.com/Agus)

Mounture.comBalai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mencatat selama periode tahun 2021 hingga November 2022 total pendapatan dari kegiatan pendakian di TNGR mencapai Rp70.392.114.500.

Adapun total pendapatan itu berdasarkan hasil analisa dari jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pendakian pascapandemi covid-19 yakni tahun 2021 sampai 30 November 2022.

TNGR merinci estimasi pendapatan tersebut diantaranya Trekking Organizer sebesar Rp32.184.525.000, Guide sebesar Rp5.415.470.000, Porter Rp13.468.275.000, Jasa transportasi Rp3.377.000.000, dan Jasa penyediaan makanan dan minuman Rp10.135.900.000.

Sementara jumlah Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan Rp5.030.189.500, serta total karcis asuransi yang dikenakan kepada pelaku wisata sebesar Rp780.755.000.

BACA JUGA:

Ini Rincian Biaya Mendaki Gunung Rinjani

Sejarah Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari di Rinjani

“Semoga sampai dengan akhir tahun ini jumlah kunjungan ke Taman Nasional Gunung Rinjani mengalami peningkatan sehingga mampu ‘membangkitkan kembali’ pendapatan masyarakat lingkar Rinjani menuju cita-cita Destinasi Pendakian Kelas Dunia di Gunung Rinjani,” tulis TNGR melalui akun instagram resminya (@btn_gn_rinjani).

Selain itu, TNGR mencatat jumlah kunjungan pada 2021 sampai 30 November 2022 sebanyak 90.973 orang yang terdiri dari Pengunjung Nusantara 38.785 orang pada 2021 dan 42.658 orang pada 2022. Sednagkan pengunjung Mancanegara sebanyak 441 orang pada 2021 dan 9.089 orang pada 2022.

“Meningkatnya jumlah kunjungan ke Rinjani khususnya kunjungan mancanegara memberikan dampak langsung yang sangat signifikan terhadap peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat lingkar Rinjani (Multiplier Effect) yang mengantungkan hidupnya pada Gunung Rinjani, seperti Trekking Organizer (TO), Guide, Porter, jasa tranportasi serta jasa makanan dan minuman,” tulis TNGR via instagram. (MC/LS)