Mounture.com — Berkegiatan di alam bebas, terutama mendaki gunung merupakan hal yang melelahkan baik itu fisik maupun mental. Adapun kelelahan fisik berupa pegal dan capek.
Menghilangkan rasa capek dan lelah maupun pegal-pegal memang ada beberapa solusi baik itu di pijat ataupun menggunakan obat, namun ada cara lainnya untuk menghilangkan pegal tersebut yaitu menggunakan daun gatal.
Daun gatal dengan nama latin Laportea ducumana atau yang dalam bahasa warga lokal Biak disebut daun raprap ini berkhasiat untuk obat alternatif kesehatan masyarakat lokal Biak.
Daun gatal adalah tumbuhan alam hutan asli Papua dari famili Urticaceae yang memiliki bulu atau duri halus di permukaan daun.
Kendati di Indonesia daun gatal belum terlalu popular, tetapi untuk masyarakat di Papua daun gatal adalah pilihan nomor wahid.
Daun gatal merupakan obat yang mujarab dan dipercaya dapat menyembuhkan beberapa gangguan kesehatan, di antaranya pegal-pegal, kurang enak badan, nyeri, sakit perut, sakit kepala, dan masih banyak lagi.
Daun gatal memiliki keunikan yaitu ketika digosokkan ke kulit, maka akan menimbulkan rasa gatal, tetapi ketika selesai digunakan pada badan maka lelah akan hilang dan badan kembali segar.
BACA JUGA: Ternyata Daun ini Bisa Buat Minuman Berkhasiat
Hal itu dirasakan oleh salah satu penggiat alam bebas, Widy yang pernah mencoba menggunakan daun gatal saat melakukan pendakian ke Gunung Binaiya di Maluku.
Ia mengungkapkan bahwa daun gatal yang berada di jalur pendakian Gunung Binaiya menjadi andalan masyarakat sekitar, di mana mereka percaya daun itu bisa mengurangi rasa capek dan kram saat pendakian.
“Cara pakainya cukup dengan mengusapkan lembar demi lembar ke bagian yang terasa capek seperti paha, betis, lutut, dan lainnya,” kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah menggosokkan daun gatal itu maka akan timbul rasa panas dan bentol-bentol kemudian dilanjutkan rasa hangat dan terasa gatal sedikit perih.
“Gatal banget, dan sedikit perih setelah kurang lebih 10 menit bentol, dan gatal pun hilang,” jelasnya.
BACA JUGA: Cara Cegah Dehidrasi saat Pendakian
Diketahui, daun gatal yang tumbuh bebas di hutan Papua ini secara fisik memiliki ukuran yang panjang sekitar 20 centimeter, dan lebar 15 centimeter.
Ujung daun terlihat meruncing, dan bagian pangkalnya membulat serta daunnya memiliki warna hijau tua. Pada bagian tengah daunnya terdapat pola warna yang lebih muda.
Sementara permukaan daun bagian atas dan bawah tampak tidak rata, serta berbulu-bulu kecil. Bulu-bulu itu seperti jarum kecil yang akan menempel pada kulit.
Disitat dari Antara, secara ilmiah daun gatal umumnya memiliki kandungan monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat, dan authraguinones.
Asam semut ini sendiri terkandung di dalam kelenjar ‘duri-duri’ di permukaan daun. Saat duri-duri itu mengenai tubuh, asam semut kelenjar itu terlepaskan dan memengaruhi terjadi perlebaran pori-pori tubuh.
Pelebaran pori-pori ini rupanya merangsang peredaran darah. Itulah sebabnya pemanfaatan daun gatal umumnya untuk mengatasi pegal-pegal ataupun membuat orang merasa lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian, daun gatal dapat dikembangkan menjadi bahan pengawet alami makanan, selain untuk kesehatan.
(mc/pc/ril)