Mounture.com — Sejumlah relawan melakukan pemasangan kamera trap di kawasan Gunung Prau. Pemasangan kamera trap tersebut dimaksudkan untuk mengetahui jejak dari ‘penghuni’ gunung dengan ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut (mdpl) yakni macan tutul.
Adapun kegiatan itu merupakan bagian dari program Java-Wide Leopard Survey (JWLS) yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Yayasan SINTAS Indonesia.
Pada kegiatan itu, tim survei memanfaatkan kamera trap untuk mengetahui status populasi macan tutul Jawa di seluruh habitat satwa liar yang tersisa di Pulau Jawa, termasuk di Gunung Prau.
Selain survei kamera pengintai, JWLS juga akan mengumpulkan sampel kotoran macan tutul jawa untuk mengetahui struktur populasi macan tutul jawa dan preferensi satwa mangsanya.
BACA JUGA:
Kiat Mendaki Gunung saat Musim Kemarau
Alur Registrasi Pendakian Gunung Lawu via Candi Ceto
“Masih ada jejak macan tutul di Gunung Prau. Semoga bisa terpantau oleh camera trap untuk membuktikan keberadaannya,” tulis akun instagram @ranger_prau.
Sebanyak kurang lebih 600 unit kamera pengintai akan dipasang oleh delapan tim gabungan survei lapang secara bergantian pada kurang lebih 1.160 stasiun pengamatan di 21 bentang alam yang meliputi 10 taman nasional, 24 Kawasan suaka alam, dan 55 kawasan hutan lainnya, dengan luas wilayah kurang lebih 9.825.523.083 hektare.
Selain itu, sebanyak kurang lebih 550 sampel kotoran macan tutul jawa menjadi target untuk dikoleksi secara bersamaan dalam survei kamera pengintai.
“JWLS ini merupakan survei satwa liar skala nasional kedua terbesar di Indonesia setelah survei harimau sumatera se-Sumatera atau Sumatra-Wide Tiger Survey (SWTS) yang telah selesai dilaksanakan oleh KLHK bersama mitra kerjanya pada tahun 2023 yang lalu,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko.
(mc/ls/ril)