Perangi Sampah Plastik, Yayasan Wings Peduli Suarakan Gerakan #PilahDariSekarang

Mounture.com — Plastik masih menjadi sampah terbanyak yang belum dikelola secara optimal. Pada 2022, dari 12,9 juta ton volume timbulan sampah di Indonesia, hampir 5 juta ton di antaranya tidak terkelola.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 30 Mei 2023, tercatat sampah plastik adalah jenis sampah terbanyak (18,4%), setelah sampah organik yang dapat terurai secara alami.

Terkait hal itu, Yayasan Wings Peduli menyuarakan gerakan #PilahDariSekarang sampah ke masyarakat di tingkat rumah tangga, untuk kurangi sampah plastik yang masih menjadi masalah signifikan bagi lingkungan.

Dalam gerakan ini, Yayasan Wings Peduli mengajak masyarakat menyetorkan sampah terpilah ke Bank Sampah terdekat, agar sampah plastik tidak berakhir ke lingkungan dan mencemari sekitarnya, namun terintegrasi ke pendaur.

Upaya mendorong pemilahan sampah dari tingkat terkecil masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan aksi nyata masyarakat untuk kurangi sampah plastik, yang juga sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, yakni #BeatPlasticPollution.

BACA JUGA:

Minimalisir Potensi Sampah saat Mendaki Gunung

Gelar Clean Up, TNGR Kumpulkan Sampah di Gunung Rinjani Hingga 38 Kilogram

Melalui #PilahDariSekarang, Yayasan Wings Peduli mengajak masyarakat terlibat dalam tahap ‘koleksi’ sebagai langkah awal siklus pengelolaan sampah plastik, dengan aksi nyata yang bisa dilakukan dari rumah.

Perwakilan Yayasan Wings Peduli, Sheila Kansil, mengatakan bahwa dalam kampanye ini, pihaknya mengedukasi masyarakat secara langsung sebagai pelaku aktif penghasil sampah.

“Kami dorong mereka untuk melakukan gerakan #PilahDariSekarang dengan tiga langkah, yakni ‘Kenali’ bahan baku sampahnya, ‘Pilah’ berdasarkan kategorinya, dan ‘Setor’ sampah terpilah ke Bank Sampah,” katanya melalui keterangan resmi, belum lama ini.

Adapun gerakan #PilahDariSekarang merupakan kampanye inisiatif Yayasan Wings Peduli yang terdiri dari dua elemen. Pertama adalah edukasi, di mana Yayasan Wings Peduli mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah, kategorisasi sampah, hingga kemana sampah terpilah bisa disetor.

Kedua adalah kolaborasi, di mana Yayasan Wings Peduli bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari brand Wings Group, pemerintah, organisasi lingkungan, hingga lembaga pendidikan, untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

Pemilahan sampah dari sumber disebut merupakan kunci dari pengelolaan sampah berkelanjutan. Hal ini bisa dilihat dari volume tumpukan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, yang menjadi tempat pengelolaan sampah terbesar di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.

Hingga saat ini, terdapat 39 juta ton sampah yang telah memenuhi 80% kapasitasnya, dengan tambahan sampah sebanyak rerata enam ribu ton setiap harinya. Tingginya volume sampah ini berisiko terjadinya longsor, hingga merusak infrastruktur pendukung pengelolaan sampah, jalan, serta saluran air.

Setyo Margono, Kepala Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah TPST Bantargebang, mengatakan kolaborasi berbagai stakeholders sangat diperlukan untuk mengurangi sampah.

“Tantangan terbesar kami adalah membuktikan bahwa sampah bisa diolah, asalkan semua pihak menjalani perannya secara bertanggung jawab. Apabila pemilahan sampah sudah dilakukan di sumber, yakni dari rumah tangga, volume sampah non-pilah yang berakhir di TPA bisa diminimalisir dan efektivitas pengelolaan sampah di hulu dapat meningkat,” kata dia. (MC/RIL)