Satwa Langka Dari Taman Nasional Lorentz

(dok. tamannasionallorentz.menlhk.go.id)

(Mounture.com) — Dingiso atau disebut juga Bakaga (nama lokal) dan dalam bahasa latin dikenal dengan Dendrolagus Mbaiso penamaan ini berdasarkan dari penelitian Dr Tim Flannery yang menemukan dingiso pada 1994, dia memberinya nama ilmiah mbaiso yang berarti ‘binatang syakral’ dalam bahasa lokal suku Moni karena keyakinan mereka bahwa ini adalah roh leluhur mereka.

Dendrolagus Mbaiso merupakan salah satu satwa endemik Papua yang berada di Taman Nasional Lorentz tepatnya di Camp Endasiga Kampung Sakumba Distrik Hitadipa Kab Intan Jaya, informasi ini berdasarkan monitoring populasi dan habitat dendrolagus mbaiso dari tim seksi pengelolaan wilayah 3 Nabire Taman Nasional Lorentz pada September 2016.

Hewan ini termasuk dalam famili Macropopidae. Satwa ini termasuk spesies endemik yang sangat langka termasuk dalam daftar hewan yang sangat langka (endangered) menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).

Spesies ini merupakan spesies sub alpine, pasalnya lokasi ditemukannya berada pada ketinggian 3.200 hingga 3.400 mdpl yang merupakan kategori zona sub alpine. Menurut Balai Taman Nasional Lorentz (2010) zona sub alpine di kawasan Taman Nasional Lorentz dibedakan atas zona sub alpine bawah dengan elevasi 3.200 hingga 3.650 mdpl dan zona sub alpine atas dengan elevasi 3.650 – 4.170 mdpl.

Adapun ciri dari hewan ini menurut Wildscreen Arkive (2016) berukuran cukup besar dengan panjang kepala hingga tubuh mencapai 52 – 81 cm dan panjang ekor mencapai 40 – 94 cm dengan berat berkisar 6.5 – 14.5 kg serta memiliki ekor yang panjang.

Selain itu, hewan ini memiliki bagian belakang yang berkembang dengan baik dan mampu memindahkan kedua kaki belakang pada waktu yang sama dengan memiliki gaya berjalan yang khas, kanguru pohon, seperti namanya, disesuaikan dengan kehidupannya di pepohonan.

Telapak kaki besar Dingiso ini disebut seperti bantalan ditutupi dengan kulit kasar yang dikombinasikan dengan kuku melengkung, memberikan cengkraman yang kuat pada batang pohon dan dahan. Ekor panjang berbulu membantu keseimbangan Dingiso saat bergerak di pepohonan, serta menguatkan hewan saat memanjat.

Selain itu, bulu Dingiso ini terbilang cukup panjang sebagian besar berwarna hitam, dengan kombinasi putih di bagian dada dan wajah. Hewan ini pun aktif pada siang dan malam hari, kanguru pohon memakan daun dan buah, yang mereka makan di pohon dan di lantai hutan.

Sumber: tamannasionallorentz.menlhk.go.id