
Mounture.com — Mendaki gunung secara tektok, yaitu naik dan turun gunung dalam satu hari tanpa bermalam, kini menjadi tren di kalangan pendaki.
Meski terlihat efisien dan menantang, aktivitas ini sebenarnya tidak disarankan untuk pendaki pemula karena memiliki risiko tinggi jika dilakukan tanpa persiapan matang.
Berikut beberapa alasan mengapa pendaki pemula sebaiknya menghindari pendakian tektok:
1. Fisik yang Belum Terlatih
Mendaki gunung membutuhkan kondisi fisik dan stamina yang kuat. Pendaki pemula biasanya belum terbiasa menghadapi medan terjal, cuaca ekstrem, dan tekanan fisik dalam waktu lama.
Pada pendakian tektok, tubuh dipaksa untuk terus bergerak tanpa waktu istirahat cukup, yang bisa menyebabkan kelelahan berat, kram otot, bahkan hipotermia.
2. Kurangnya Penguasaan Medan
Pendaki yang baru memulai sering kali belum memahami karakteristik jalur pendakian, seperti rute menanjak, medan licin, atau titik rawan longsor.
Tektok menuntut manajemen waktu dan navigasi yang baik, karena pendaki harus turun sebelum hari gelap. Kurangnya pengalaman bisa membuat pendaki tersesat atau salah mengambil jalur.
BACA JUGA: Gunung Kembang Resmi Buka Jalur Pendakian Baru via Keseneng
3. Lebih Memikirkan Serunya daripada Risiko
Banyak pendaki pemula melakukan tektok karena terdorong tren atau rasa FOMO (Fear of Missing Out). Padahal, tanpa perencanaan matang, mereka bisa mengabaikan faktor penting seperti kondisi fisik, cuaca, dan waktu tempuh. Akibatnya, pendakian yang seharusnya menyenangkan justru bisa berubah menjadi berbahaya.
Mendaki gunung bukan sekadar kegiatan menyalurkan hobi atau mengikuti tren. Keselamatan dan kesiapan diri harus menjadi prioritas utama.
Bagi pendaki pemula, disarankan untuk memulai dari pendakian bermalam agar bisa beradaptasi dengan ritme dan kondisi alam sebelum mencoba pendakian tektok.
Dengan persiapan fisik, pengetahuan medan, dan kesadaran akan risiko, pendakian bisa menjadi pengalaman yang aman sekaligus menyenangkan.
(mc/ns)





