Gunung Argopuro: Trek Pendakian Terpanjang di Jawa dan Kisah Mistis Danau Taman Hidup

  • 1 August 2025 06:58

Danau Taman Hidup di Gunung Argopuro – Foto: bbksdajatim.org

Mounture.com — Gunung Argopuro, yang menjulang setinggi 3.088 meter di atas permukaan laut (mdpl), dikenal sebagai gunung dengan trek pendakian terpanjang di Pulau Jawa, dengan jarak tempuh mencapai sekitar 43 kilometer.

Gunung ini secara administratif berada di lima kabupaten di Jawa Timur, yakni Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, dan Situbondo.

Meski sudah tidak aktif secara vulkanik, Gunung Argopuro menyimpan banyak pesona alam yang menakjubkan. Salah satu yang paling populer adalah Danau Taman Hidup, sebuah danau alami yang terletak di ketinggian sekitar 1.980 mdpl dan menjadi destinasi favorit para pendaki.

BACA JUGA: Pundak Lembu, Destinasi Negeri di Atas Awan Andalan Probolinggo

Danau Taman Hidup: Keindahan Alam dan Nuansa Mistis

Terletak di kawasan suaka marga satwa dataran tinggi Hyang, wilayah Probolinggo, Danau Taman Hidup memiliki luas sekitar 11 hektare, dikelilingi oleh rawa-rawa seluas 4 hektare.

Danau ini dapat diakses melalui dua jalur pendakian resmi Gunung Argopuro, yaitu jalur Baderan (Situbondo) dan jalur Bremi (Probolinggo).

Tak hanya keindahan alamnya, danau ini juga dikenal dengan kisah mistis yang menjadi bagian dari cerita turun-temurun masyarakat sekitar.

Dewi Rengganis, sosok legendaris yang diyakini sebagai penunggu Danau Taman Hidup dan Gunung Argopuro, dipercaya kerap “menampakkan” amarahnya bila ada pengunjung yang bertindak tidak sopan.

Menurut kepercayaan setempat, tanda-tanda kemarahan Dewi Rengganis biasanya ditandai dengan turunnya hujan tiba-tiba, kabut tebal, dan hilangnya danau dari pandangan akibat kabut putih yang menyelimuti dermaga.

BACA JUGA: Mengenal Bivak: Keterampilan Bertahan Hidup di Alam Terbuka yang Wajib Dikuasai Petualang

Etika Pendakian: Sunyi, Damai, dan Penuh Rasa Hormat

Pendaki yang singgah ke Danau Taman Hidup dihimbau untuk menjaga ketenangan dan tidak melakukan hal-hal negatif. Suasana di sekitar danau memang dikenal sunyi dan damai—sebuah kondisi yang dipelihara oleh para pendaki sebagai bentuk penghormatan kepada mitos dan juga keindahan alam yang ada.

Terlepas dari percaya atau tidaknya terhadap kisah mistis tersebut, etika saat bertamu ke alam tetap menjadi hal yang utama. Pendaki diimbau untuk menjaga sikap, tidak membuang sampah sembarangan, dan membawa kembali sampah mereka saat turun. Sebab, gunung bukan tempat sampah.

(mc/ns)