Mounture.com — Beragam tumbuhan bakal ditemui di sepanjang jalur pendakian ke gunung. Bahkan pendaki juga akan menemui populasi flora yang hanya hidup di gunung, salah satunya ialah tumbuhan Cantigi.
Cantigi (Vaccinium varingiaefoliu) mmemiliki banyak nama sebutannya, seperti Manis Rejo (Jawa), Cantigi (Sunda), Delima Montak (Kalimantan Timur) dan lainnya. Tumbuhan khas gunung ini merupakan tanaman endemik yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Cantigi sendiri merupakan tumbuhan yang tahan terhadap asap belerang dan tanah kawah beracun. Untuk dapat menemui tumbuhan ini, biasanya pendaki bisa berjumpa dengan Cantigi di vegetasi menjelang puncak atau di puncak gunung, sama dengan wilayah tumbuhnya Edelweis, yang lebih populer di mata para pendaki.
Baca juga: Sejarah Hutan Mati di Gunung Papandayan
Cantigi dominan tumbuh di hutan Sub Alpin. Selain itu, tumbuhan ini juga ada yang tumbuh di wilayah pantai, namun tidak setenar Cantigi gunung.
Uniknya, pohon Cantigi ini terbilang banyak memberikan bantuan pada para pendaki, di mana tumbuhan ini memiliki akar yang kuat mencengkram tanah dan tebing yang sering kali dijadikan tumpuan atau pegangan pendaki ketika merangkak naik dan turun gunung.
Selain itu, Cantigi pun bisa dijadikan tempat berlindung para pendaki dari terjangan badai serta bisa menjadi lokasi nyaman untuk membangun bivak. Tak hanya itu, tumbuhan ini juga bisa dikonsumsi dalam keadaan darurat yaitu buah dan pucuk daunnya.
Perlu diketahui, tumbuhan Cantigi ini memiliki buah yang berbentuk bulat hampir mirip dengan blueberry dan bisa dimakan. Buahnya berwarna hitam kebiruan dan mempunyai rasa yang manis. (MC/PC)