
Foto: Instagram/@ph_wardana
Mounture.com — Pendakian Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian sekitar 3.432 mdpl, dapat ditempuh melalui beberapa jalur resmi. Selain jalur populer seperti Bambangan dan Dipajaya, terdapat jalur pendakian via Gunung Malang yang menjadi alternatif bagi pecinta alam yang menginginkan suasana lebih sepi dan alami.
Jalur Gunung Slamet via Gunung Malang dimulai dari basecamp Gunung Malang yang berada di Desa Clekatakan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Secara geografis, jalur ini berada di sisi selatan jalur Bambangan, namun masih termasuk dalam kawasan administratif Gunung Slamet.
Jalur ini memiliki sekitar tujuh pos pendakian dari basecamp hingga menuju puncak Gunung Slamet. Dengan tempo pendakian normal, estimasi waktu tempuh mencapai 8–9 jam perjalanan.
Medan pendakian pada jalur Gunung Malang relatif landai hingga Pos 3, sehingga cocok bagi pendaki tingkat menengah. Setelah itu, trek mulai menanjak menuju puncak Gunung Malang, kemudian menurun sebelum kembali menanjak ke arah puncak utama Gunung Slamet. Pendaki akan melewati kawasan hutan lebat dengan kondisi jalur yang masih alami.
BACA JUGA: Gunung Suket Bondowoso: Masih Alami dan Minim Pendaki
Tersedia sumber mata air di antara Pos 3 dan Pos 4 yang bisa dimanfaatkan pendaki. Namun, karena jalur ini tergolong relatif baru, fasilitas seperti shelter belum tersedia di semua pos. Pendaki disarankan membawa perlengkapan lengkap dan merencanakan pendakian 2 hari 1 malam untuk keamanan dan kenyamanan.
Jalur ini dikenal lebih sepi dibandingkan jalur Bambangan, sehingga cocok bagi pendaki yang ingin menikmati ketenangan alam. Medan awal yang tidak terlalu ekstrem menjadikannya pilihan menarik bagi pendaki berpengalaman dasar hingga menengah. Selain itu, pemandangan alam yang masih asri menjadi daya tarik tersendiri sebelum mencapai puncak Gunung Slamet.
Pendaki diimbau untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang signifikan. Saat ini, kondisi cuaca di kawasan Gunung Slamet tidak dapat diprediksi secara pasti, dengan potensi hujan yang kerap terjadi pada siang hingga sore hari. Pendaki diminta tidak memaksakan diri dan segera menghentikan pendakian apabila cuaca memburuk, serta turun ke tempat yang aman.
Sebelum mendaki, pendaki disarankan memeriksa perkiraan cuaca melalui aplikasi resmi. Hindari berteduh di bawah atau dekat pohon besar, serta tidak menyalakan alat elektronik saat terjadi kilat atau petir.
BACA JUGA: Fungsi Tali pada Tas Carrier yang Wajib Dipahami Pendaki Gunung
Menyikapi kondisi cuaca yang tidak menentu, pihak basecamp mewajibkan pendaki membawa perlengkapan berikut:
1. Headlamp, sebagai antisipasi jika turun melewati pukul 17.00 WIB.
2. Jas hujan, untuk mencegah tubuh basah dan risiko hipotermia.
3. P3K, untuk penanganan awal cedera seperti luka, keseleo, atau sengatan serangga.
4. Perbekalan yang cukup, guna mencegah kelaparan selama pendakian.
5. Air mineral minimal 1,5 liter per orang, untuk mencegah dehidrasi.
6. Jaket gunung windproof/waterproof, guna melindungi tubuh dari angin dan hujan.
7. Baju ganti, wajib dibawa baik untuk pendakian tektok maupun camp. Untuk pendakian tektok, baju ganti disarankan dititipkan di basecamp.
Untuk ketentuan pendakian, pendaki wajib meninggalkan satu identitas per rombongan di basecamp sebagai bagian dari prosedur keselamatan dan pendataan.
Pihak pengelola kembali mengingatkan agar seluruh pendaki tetap waspada, menyiapkan mental dan fisik, serta membawa perlengkapan lengkap demi keselamatan selama pendakian Gunung Slamet via Gunung Malang.
(mc/pd/ril)







