(Mounture.com) — Gunung Singgalang yang terletak Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat merupakan salah satu gunung yang masuk dalam jajaran pegunungan Bukit Barisan. Gunung ini memiliki ketinggian 2.877 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan masuk dalam kategori gunung yang sudah tidak aktif.
Untuk bisa mendaki ke gunung ini, kalian bisa melalui jalur utama pendakian yakni via Pandai Sikek di mana titik awal pendakian berada di Tower RCTI-TVRI, di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar. Gunung ini memiliki kontur trek yang terbilang cukup ekstrim.
Hal ini dikisahkan oleh Weny Octavia Chaniago (dengan akun instagram @weny_kelces), belum lama ini. Menurutnya, hal yang terus melekat dalam pikirannya mengenai gunung Singgalang ada 4 hal, yaitu kabut, lumut, lumpur dan mistisnya.
“Untuk treknya sendiri menurutku kategori trek berat, karena diawal saja langsung dihadapkan tanjakan sekitar 70 derajat, nyaris tegak ditambah sangat licin,” ucapnya.
“Belum lagi harus merayap di bawah Pimping dan jalan sempit paling muat buat 1 kaki. Dan tentunya trek awal ini sangat menyusahkan di saat hujan, karena aku merasakannya pas turun, banjir hampir selutut dan jangan harap bisa bersih dari lumpur,” timpal Weny.
Lebih lanjut dia menceritakan bahwa kakinya tidak dikasih kendor sedikit pun hingga sampai atas. Dia pun mengingat bahwa ada sedikit jalur dengan trek mendatar seperti di Shelter Mata Air 1, Cadas dan Hutan Lumut setelah Pos Cadas.
Kendati demikian, jalur pendakian gunung Singgalang ini terbilang cukup jelas dari bawah hingga ke puncaknya di mana uniknya, ketika di puncak kalian akan menemui tiang listrik. “Tapi bagiku tiang-tiang ini agak mengganggu sih, apalagi ada beberapa jalur yang terhalang kabel. Kan takut nyetrum yak,” tukas dia.
“Sejujurnya waktu turun gunung di saat hujan, aku kesetrum 3 kali di tiang yang beda-beda. Dan itu lumayan mengagetkan,” tambahnya sembari memberikan emote tertawa di caption fotonya.
Dia pun memberikan beberapa tips bagi yang ingin mendaki ke gunung Singgalang. “Tips dari aku, buat yang risih lumpuran, aku saranin banget pake gaiter. Soalnya di hutan lumut banyak lumpur yang ngejebaknya nggak nanggung-nanggung,” sebut dia.
Kedua, kata dia, bedain pakaian buat treking dan buat tidur. Dan biar tidak ngeberatin beban yang buat treking naik dan turun disamain. “Mantel, katanya gunung ini suka hujan, walaupun lagi kemarau,” tutup Weny. (MC/DC)
Sumber dan Foto: Instagram/@weny_kelces