Mounture.com — Usai ditutup hampir setahun akibat pandemi Covid-19, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) resmi membuka kembali kegiatan pendakian Gunung Kerinci pada 19 Maret 2021 kemarin. Pembukaan jalur pendakian itu juga diikuti dengan pembukaan objek wisata alam lainnya yang berada di lingkup TNKS.
Namun, di pembukaan kembali jalur pendakian itu ada yang berbeda, di mana jalur pendakian yang biasanya dilalui oleh para pendaki mengalami banyak perubahan. Mulai dari lebatnya lumut, hingga penampakan hilangnya hutan yang ada di sekitar kawasan Gunung Kerinci.
Hal itu diungkapkan akun instagram Jelajah Kerinci (@jelajahkerinci) melalui postingan fotonya pada Senin, 29 Maret 2021. Dalam postingannya, disebutkan bahwa ada lima perubahan yang terjadi di jalur pendakian setelah setahun ditutup.
“Kemaren kita naik Gunung Kerinci untuk pertama kali setelah jalur pendakian ditutup selama setahun,” tulis akun itu dalam caption fotonya.
Pada slide pertama foto, akun @jelajahkerinci, memperlihatkan jalur pendakian yang dipenuhi lumut. Kemudian slide foto kedua, menunjukkan Shelter 3 yang ada di jalur pendakian Gunung Kerinci seperti taman bunga di atas awan. Lalu slide foto keempat, memperlihatkan foto bunga edelweis yang tumbuh subur, di mana dijelaskan bunga tersebut tumbuh hingga di Shelter 1.
Selanjutnya slide kelima, akun tersebut menjelaskan bahwa Cadas Kerinci berubah warna menjadi merah seperti permukaan Mars. Dan slide foto terakhir, memperlihatkan tampilan serta caption yang menyebutkan bahwa hutan di belakang Danau Belibis serta di Gunung Labu lenyap.
Melihat hal itu, banyak netizen bertanya-tanya terkait hilangnya hutan yang ada di wilayah itu. Salah satunya, akun @uci_tweeshahijab, “Hutan hilang karna ditebang min?😢”, yang kemudian diiyakan oleh akun @jelajahkerinci.
Ada pula yang menyayangkan hal itu terjadi, seperti akun @timorbeta, “Min, slide terakhir yang hutan lenyap itu kenapa? Harusnya hutan tambah lebat dong kalo ditutup setahun,” tulisnya.
Kendati demikian, belum ada informasi resmi dari pihak TNKS terkait hal itu. (MC/PC)
Sebanyak 80 pendaki naik dari tiga pos pendakian yang dikelola Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur saat Gunung Slamet berstatus Waspada