Pendakian Semeru Dibuka, Desa Ranupane Kembali Menggeliat

Suasana Desa Ranupane (dok. TNBTS)

Mounture.com — Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu membawa duka bagi segala lini. Salah satunya adalah sektor pariwisata, di mana sektor ini juga ikut berdampak pada roda ekonomi.

Namun, saat ini perlahan sendi-sendi ekonomi mulai berangsur pulih sejak ditetapkannya era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), yang mana semua lini perekonomian hingga pariwisata mulai perlahan dibuka kembali.

Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah Desa Ranupane. Desa yang berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu kembali menunjukkan gairahnya sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Sejak pandemi Covid -19 melanda Indonesia akhir Maret lalu, sedikit banyaknya berdampak pada desa yang menjadi gerbang awal pendakian Gunung Semeru itu. Meski bagi sebagian warga sumber mata pencaharian utamanya adalah bertani, namun kegiatan wisata pendakian menjadi salah satu peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.

Melansir dari akun resmi instagram Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) @bromotenggersemeru, disebutkan bahwa satu pekan setelah pendakian Gunung Semeru dibuka, Desa Ranupane kembali terlihat ramai dan hidup kembali.

Warung makan, toko aksesoris dan pernak pernik pendakian Semeru pun kembali terlihat ramai pembeli. Sebuah berkah tersendiri dari kembali dibukanya jalur pendakian tahap awal ini.

“Meski belum normal seperti biasanya karena masih menerapkan banyak protokol kesehatan dan juga syarat pendakian lain seperti maksimal pendakian 2 hari 1 malam dan kuota per hari hanya 120 orang, tidak mengurangi minat para pendaki untuk datang sekedar menikmati keindahan Ranu Kumbolo,” tulis akun TNBTS itu. (MC/RIL)