Mounture.com — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan taman rekreasi ‘The Carnival’ yang berada di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Taman rekreasi ini diharapkan mampu memberikan peluang usaha dan lapangan kerja bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) setempat.
Menparekraf Sandiaga, mengapresiasi hasil kolaborasi Pemerintah Daerah Nganjuk dengan Pengelola Taman Wisata dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Nganjuk yang telah menghidupkan kembali Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL) yang telah vakum selama lima tahun.
Kini, taman seluas 1,2 hektare berganti nama menjadi The Carnival, di mana taman ini diklaim dapat menampung 1.000 pengunjung per harinya. Atraksi yang dihadirkan saat ini baru ada delapan wahana. Namun jumlah ini akan terus bertambah menjadi 18 wahana.
“Saya sangat mendukung HIPMI dan Disporabudpar Kabupaten Nganjuk yang menghidupkan kembali wisata buatan Taman Rekreasi Anjuk Ladang. Sudah lima tahun terakhir vakum. Dan hari ini berubah wajah dengan nama The Carnival,” kata Menparekraf.
BACA JUGA: Kemenparekraf Targetkan 3,6 Juta Wisman di 2022
Menparekraf berharap melalui upaya bersama dengan pemangku kepentingan The Carnival bisa memberikan peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Serta mengakselerasi kepulihan dan kebangkitan ekonomi.
“Ini juga nantinya akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Dan menjadi rangkaian kepulihan kita yang lebih cepat dan kebangkitan kita yang lebih kuat. Dengan target untuk menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di sektor parekraf di tahun 2024,” kata Sandiaga.
Sandiaga menyampaikan pihaknya siap untuk berkolaborasi dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Nganjuk yang dikenal sebagai kabupaten 1001 air terjun.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih berkenaan dengan pariwisata di Kabupaten Nganjuk menurut Menparekraf Sandiaga yakni faktor 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas). Peningkatan event-event berskala nasional juga perlu dihadirkan untuk menarik lebih banyak wisatawan.
“Aksesibilitas itu terkait akses tempat-tempat wisata. Karena saya dengar banyak wisata air terjunnya. Dan untuk menuju air terjunnya ini aksesnya perlu diperbaiki. Dan yang ketiga amenitas. Saya ingin lebih mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat melalui homestay. Masyarakat diberi kesempatan untuk menghadirkan homestay yang harganya terjangkau, tempatnya nyaman, aman, dan menyenangkan. Itu menjadi fokus kita ke depan,” katanya. (MC/RIL)