Cara Mengatasi Puncak Berbatu dan Berpasir saat Mendaki Gunung, Pemula Wajib Tahu!

  • 11 October 2025 09:11

Perjalanan menuju puncak gunung – Foto: Mounture.com/Luchito Sangsoko

Mounture.com — Mendaki gunung memang memberi kepuasan tersendiri, terutama saat berhasil mencapai puncak. Namun, banyak gunung di Indonesia memiliki medan puncak yang berbatu dan berpasir, yang bisa sangat berbahaya jika tidak dihadapi dengan teknik dan persiapan yang tepat.

Berikut beberapa cara mengatasi puncak berbatu dan berpasir saat mendaki agar perjalanan tetap aman dan nyaman.

1. Hindari Mendaki saat Cuaca Buruk

Sebelum melanjutkan ke puncak, pastikan kondisi cuaca mendukung. Jika hujan atau kabut tebal mulai turun, sebaiknya tunda pendakian. Tanah yang basah bisa menjadi labil, batu mudah tergelincir, dan jarak pandang berkurang drastis.

Kondisi ini sangat berisiko karena kalian bisa kesulitan menghindari batu atau pasir yang meluncur dari atas. Keselamatan selalu harus jadi prioritas utama.

2. Jaga Jarak Vertikal Antar Pendaki

Saat melewati medan curam atau berbatu, hindari berjalan terlalu dekat dengan pendaki di depan. Jaga jarak aman agar kalian punya waktu untuk bereaksi jika ada peringatan atau batu yang terlepas dari langkah pendaki di atas. Koordinasi dan komunikasi antartim sangat penting untuk menghindari kecelakaan di jalur sempit atau licin.

BACA JUGA: 5 Mitos Gunung di Jawa yang Paling Terkenal: Dari Alas Lali Jiwo hingga Pasar Setan

3. Gunakan Sepatu dengan Daya Cengkeram (Grip) Kuat

Perlengkapan juga berperan besar dalam keselamatan. Pilih sepatu gunung dengan grip atau daya cengkeram kuat, terutama di bagian sol.

Medan berpasir membutuhkan pijakan yang stabil agar tidak mudah tergelincir. Hindari sepatu polos atau yang tapaknya sudah aus karena bisa membuat langkahmu tidak stabil saat menapak di batu atau pasir lepas.

4. Lakukan Langkah Pendek dan Pasti

Di medan berpasir, lakukan langkah pendek dan mantap. Biasanya, pendaki akan naik dua langkah tapi turun satu langkah karena pijakan yang tidak stabil.

Usahakan setiap langkah tidak menimbulkan banyak gerakan agar tidak mengganggu keseimbangan diri sendiri maupun pendaki di belakang. Teknik ini membantu menjaga ritme dan menghemat energi saat menuju puncak.

(mc/pd)