Sekilas Tentang Pendakian Gunung Burangrang via Legok Haji

Foto: Instagram/@nurrizqi_28

Mounture.com — Gunung Burangrang yang berada di Cisarua, Bandung Utara, Jawa Barat merupakan gunungapi yang sudah tidak aktif lagi. Gunung dengan ketinggian 2.064 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu memiliki beberapa jalur pendakian.

Mulai dari Pos Komando, Panheotan, dan Legok Haji. Nama terakhir merupakan jalur pendakian favorit yang menjadi pilihan pendaki untuk menuju ke puncak Burangrang. Sebab, melalui jalur tersebut terbilang lebih cepat menuju ke puncak.

Letak dari basecamp Gunung Burangrang via Legok Haji berlokasi di Desa Nyalindung dengan ketinggian 1.250 mdpl. Di lokasi itu, pendaki bisa mendaftar secara offline dan menitipkan kendaraannya pada warung makan yang dikelola warga sekitar.

BACA JUGA: Lembah Harau, Desa Konoha versi Indonesia

Tarif untuk penitipan kendaraaan dibanderol Rp10 ribu, sedangkan tiket masuk untuk mendaki Gunung Burangrang tidak dipatok secara pasti atau ada tarif khusus alias bayar seikhlasnya saja.

Memulai pendakian, Anda bakal menemui jalur persimpangan, di mana arah ke kanan menuju ke Curug Cipalasari, dan ke kiri menuju ke jalur pendakian. Kontur jalur pendakiannya berupa hutan pinus, dan semak belukar serta vegetasi hutan padat berlumut.

Perlu diingat, gunung ini tidak cocok atau tidak ramah untuk pendaki pemula, sebab jalur pendakiannya cukup menantang. Disarankan ketika mendaki gunung ini menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, lantaran banyak tanaman berduri tajam dan gatal di jalur awal pendakian.

BACA JUGA: Kiat Menuju ke Puncak Gunung

Ketika sampai puncak, Anda bakal disuguhkan pemandangan Gunung Tangkuban Parahu serta akan menemukan area camping yang memiliki kapasitas sekitar delapan sampai sepuluh tenda saja. Namun, akses menuju ke area camp ini berupa jurang yang ada di kanan, dan kirinya, jadi Anda perlu berhati-hati.

Adapun waktu tempuh yang diperlukan untuk mencapai puncak Gunung Burangrang ini sekitar tiga sampai lima jam perjalanan, tergantung kondisi fisik dari masing-masing pendaki. Sedangkan waktu tempuh turunnya bisa memakan perjalanan sekitar dua jam, jadi gunung ini terbilang cocok untuk kegiatan pendakian tek-tok.

Sebagai catatan, gunung ini memang belum terkelola dengan baik, oleh karenanya sepanjang jalur pendakian belum ada pos-pos peristirahatan yang memadai. Namun, ada beberapa petunjuk arah ke puncak yang dipasang di beberapa persimpangan agar pendaki tidak tersesat.

(mc/pc)