Penjelasan Soal Belerang Gunung

Ilustrasi – Foto: Mounture.com/Ayyfitria

Mounture.com — Berdasarkan Canadian Centre of Occupational Health and Safety (CCOHS), dijelaskan bahwa belerang di udara bebas akan bercampur dengan Oksigen dan membentuk senyawa gas yang disebut Sulphur Dioxida (SO2).

Gas SO2 ini jika terhirup oleh manusia, apalagi dalam jumlah dan waktu yang lama, akan menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Adapun dampak negatif itu di antaranya:

1. Terhirup

Jika terhirup maka akan menyebabkan iritasi parah pada saluran napas. Orang-orang dengan penyakit asma akan sangat mudah untuk kambuh kembali.

Selain itu akan menyebabkan kondisi yang disebut Reactive Airway Dysfunctional Syndrome (RADS) di mana fungsi dari pernapasan tidak bekerja secara tiba-tiba, dan menyebabkan kematian.

BACA JUGA:

Kiat dan Teknik Pernapasan saat Mendaki Gunung untuk Pendaki Pemula

Satwa Langka Dari Taman Nasional Lorentz

2. Terkena kulit

Jika terkena kulit, akan menyebabkan iritasi, gatal, rasa panas seperti terbakar, hingga perubahan konsistensi kulit menjadi keras.

Hal ini terjadi karena kandungan sulfur yang berlebih akan mengakibatkan kulit memproduksi lapisan keratin lebih banyak sebagai respon perlindungan.

3. Terkena mata

Jika terkena mata, maka akan mengakibatkan iritasi pada kornea mata. Lapisan kornea akan terkikis hingga dapat menyebabkan kebutaan.

Nah, lantas apakah bau belerang yang biasa kita hirup ketika melakukan pendakian di gunung, atau air panas yang mengandung belerang berbahaya?

Jawabannya adalah tidak berbahaya karena kandungan sulfurnya masih dalam batas aman. Meski begitu, pada prinsipnya apa yang berlebihan, selalu tidak baik, jadi selama tidak terlalu sering terpapar, masih aman.

(mc/ril)