
Foto: Kementerian LHK
Mounture.com — Sebagai taman nasional ke-55 di Indonesia, Taman Nasional (TN) Moyo Satonda diresmikan pada 16 Agustus 2022, berdasarkan SK Menteri LHK No. 901/MENLHK/SETJEN/PLA.2/8/2022.
Kawasan konservasi ini mencakup wilayah di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan luas sekitar 31.200,15 hektare.
Sebelum berubah status, kawasan ini dikenal sebagai Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Moyo dan TWA Pulau Satonda. Kini, sebagai taman nasional, TN Moyo Satonda memiliki keunikan ekosistem dan gejala alam yang masih alami, menjadikannya kawasan penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Penetapan kawasan ini sebagai taman nasional didasari oleh kekayaan sumber daya alam hayati yang masih utuh, alami, dan khas. TN Moyo Satonda juga memiliki zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona lainnya yang mendukung proses ekologis secara alami.
Salah satu daya tarik utama di kawasan ini adalah air terjun Matajitu di Pulau Moyo yang airnya berwarna hijau toska. Air terjun ini mengalir melalui bebatuan kapur yang eksotis, menjadikannya lokasi favorit wisatawan dan peneliti.
Di sisi bawah laut, TN Moyo Satonda menawarkan pemandangan yang memukau dengan terumbu karang, ikan-ikan eksotis, dan penyu laut yang sering terlihat di sekitar barat dermaga.
BACA JUGA: Pariwisata Indonesia Terus Tumbuh, Kunjungan Wisman Naik 14% di Mei 2025
Daya tarik lain adalah Danau Satonda, sebuah danau vulkanik yang terbentuk dari letusan gunung purba. Letaknya sekitar 30 km dari Gunung Tambora.
Danau ini dikenal sebagai danau cinta, karena bentuknya yang menyerupai simbol hati, dan menjadi legenda romantis bagi pengunjung.
Pulau Satonda sendiri adalah pulau vulkanik yang menyimpan keindahan geologis dan sejarah alam yang langka di Indonesia.
Selain pesona alam, TN Moyo Satonda juga merupakan habitat berbagai satwa langka, seperti:
– Burung gosong
– Makatua kecil jambul kuning
– Rusa timor
– Beo Nusa Tenggara
– Elang dan ular piton
Tidak ketinggalan, kawasan ini memiliki hutan musim sekunder yang menjadi rumah alami berbagai flora dan fauna endemik.
TN Moyo Satonda juga telah ditetapkan sebagai bagian dari delineasi Cagar Biosfer Saleh-Moyo-Tambora, yang berada di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB.
Keberadaan taman nasional ini memperkuat komitmen konservasi NTB sekaligus membuka potensi wisata berbasis alam yang berkelanjutan.
(mc/sr)