Mounture.com — Taman Nasional (TN) Moyo Satonda merupakan Taman Nasional yang ke-55 atau yang termuda setelah ditetapkan pada 16 Agustus 2022 berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No.901/MENLHK/SETJEN/PLA.2/8/2022.
Sebelumnya, TN Moyo Satonda berstatus sebagai Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Moyo, dan TWA Pulau Satonda. Taman Nasional ini berada di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Luasnya kurang lebih 31.200,15 hektare.
Penetapan TN Moyo Satonda ini dinilai memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik. Selain itu, memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh.
Tak hanya itu, TN ini juga mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami serta merupakan wilayah yang dapat dibagi ke dalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
BACA JUGA: Rekomendasi Lokasi untuk Berburu Foto Alam
Obyek daya tarik wisata yang sangat menarik di Taman Nasional ini adalah air terjun dan sungai Matajitu yang airnya berwarna hijau toska di Pulau Moyo.
Adapun Pulau Moyo memiliki keragaman lima jenis mamalia, 10 jenis reptile, 45 jenis burung terestrial dan burung air, 210 jenis tumbuhan dan Spesies kunci di antaranya kakatua kecil jambul kuning dan rusa timor.
Di perairan laut Pulau Moyo terdapat lebih dari 110 jenis ikan karang, lebih dari 28 genus karang dengan Tutupan karang 33 hingga 95 persen dan menjadi daerah migrasi Cetacean (12 jenis cetacean).
TN Moyo Satonda ini memiliki keindahan bawah laut yang sangat indah dan daratannya yang menakjubkan, di mana bisa ditemui dengan mudah di sebelah barat dermaga, ikan dan penyu.
BACA JUGA: Rekomendasi Kuliner Khas Kota Serambi Mekah
Jenis-jenis biota laut lainnya yang terdapat di Pulau Satonda diantaranya adalah berbagai jenis moluska seperti kima (Hippopus hippopus dan Tridacna sp.), Cypraea sp., Lambis lambis, penyu sisik (Eretmochelys imricata), serta jenis-jenis karang lunak seperti Xenia sp., Sarcopyton sp., Labophyton sp., Hetractris crispa, Nephtea sp., Capnella sp., Lemnalia sp. dan Astrospicularis sp. yang penyebarannya di daerah rataan terumbu (reef flat) baik di bagian selatan maupun timur pulau.
Selain itu, ada juga danau vulkanik di Pulau Satonda yang terbentuk dari letusan yang membentuk simbol cinta. Sejatinya, Pulau Satonda sendiri merupakan pulau vulkanik yang letaknya 30 kilometer dari Gunung Tambora. Sejarahnya, Danau Satonda terbentuk akibat letusan gunung purba dahulunya yang meninggalkan jejak menjadi Pulau Satonda.
Tak sampai situ, ada juga hutan musim sekunder di wilayah ini yang menyajikan keindahan hayati, burung gosong, burung makatua kecil jambul kuning, rusa timor, beo nusa tenggara, rusa, elang dan piton juga menjadi penghuni alam ini.
Saat ini TN Moyo Satonda masuk dalam delineasi Cagar Biosfer Saleh Moyo Tambora yang berada di bawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB.
(mc/pc/ril)