Sejarah Letusan Pegunungan Dieng

Semburan gas dari Gunungapi Dieng – Foto: Magma Indonesia

Mounture.com — Kawasan pegunungan Dieng yang terletak di antara wilayah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang, Jawa Tengah merupakan salah satu destinasi tujuan wisata favorit.

Sebab, di lokasi ini terdapat sejumlah objek wisata alam yang memiliki panorama alam yang memukau, sebut saja kawah Sinila, Timbang, Candradimuka, Sileri, Sikidang serta telaganya seperti Telaga Warna, Telaga Dringo, Telaga Menjer, dan lainnya.

Selain itu, panorama dari Bukit Sikunir, Gunung Bisma hingga Komplek Batu Ratapan Angin pun menjadi nilai lebih pariwisata di kawasan ini.

BACA JUGA: 16 Gunung di Indonesia Masuk Level Waspada

Tetapi tahukah Anda, dibalik keindahan kawasan pegunungan Dieng tersimpan sejarah geologinya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyebutkan bahwa dari 22 kawah di kawasan Dieng yang paling mematikan adalah kawah Timbang. Selain itu terdapat 8 (delapan) kawah aktif di Kawasan Dieng meliputi Kawah Sileri, Candradimuka, Sibanteng, Siglagah, Sinila, Sikidang, Timbang dan Sikendang.

Tiga kawah yang berpotensi mengeluarkan gas beracun adalah Kawah Sinila, Timbang dan Sikendang, sedangkan kawah Sileri berdasarkan sejarah letusan tidak memiliki riwayat gas beracun.

Dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dijelaskan bahwa sejarah erupsi Gunungapi Dieng dari masa ke masa menunjukkan karakter letusan dan periode yang tidak bisa diprediksi.

Gunungapi dieng telah mengalami erupsi sejak abad 17. Beberapa letusan yaitu pada 1928, 1939, 1979, 2011 dan 2013 mengeluarkan gas CO2. Letusan paling bersejarah terjadi pada 20 Februari 1979 tengah malam pukul 01.55 WIB.

Suara ledakan berasal dari Kawah Sinila disertai gempa bumi, sebelumnya temperatur kawah normal dan tidak ada tandatanda tremor atau getaran. Peristiwa letusan Kawah Sinila ini menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 149 orang dan 15.000 jiwa warga Dieng dari 6 Desa diungsikan.

BACA JUGA: Sekilas Tentang Gunung Sibuatan di Sumatera Utara

Pada 1786, Kawah Candradimuka meletus mengeluarkan gas dan menyebabkan 38 orang meninggal. Pada 13 Mei 1928, kawah Timbang meletus dan mengeluarkan gas beracun sehingga mengakibatkan 40 orang meninggal.

Sementara pada 13 Oktober 1939 kawah Timbang kembali meletus dan menyebabkan korban jiwa sebanyak 10 orang. Kawah Sileri meletus pada 4 Desember 1944 menewaskan 117 orang dan melukai 250 orang. Kawah Sileri kembali meletus tanggal 13 Desember 1964 dan menewaskan 114 orang dan 1 kampung Jawera hilang.

Hingga saat ini Pos Pengamatan Gunung Api Dieng pun rutin melakukan pemantauan karena beberapa kawah masih memiliki kemungkinan meletus dan mengeluarkan gas beracun.

(mc/pc/ril)