
Gunung Raung (atas) dan Gunung Ruang (bawah) – Foto: instagram
Mounture.com — Di antara deretan gunungapi aktif di Indonesia, Gunung Raung dan Gunung Ruang kerap membuat bingung banyak orang karena namanya yang mirip. Padahal, kedua gunung ini memiliki perbedaan mencolok, baik dari segi lokasi, ketinggian, maupun karakteristik letusan.
Berikut perbandingan lengkap Gunung Ruang dan Gunung Raung:
1. Perbedaan Lokasi Gunung Raung dan Gunung Ruang
Gunung Raung terletak di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Sementara Gunung Ruang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, tepatnya di Pulau Ruang, sebuah pulau kecil vulkanik yang terpisah dari daratan utama.
2. Perbandingan Ketinggian
Ketinggian kedua gunung sangat berbeda signifikan, di mana Gunung Raung memiliki ketinggian 3.344 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan menjadi gunung tertinggi ke-3 di Jawa Timur dan ke-4 tertinggi di Pulau Jawa.
Sedangkan Gunung Ruang mempunyai ketinggian 725 mdpl, dan termasuk gunungapi kecil, namun tetap berpotensi erupsi eksplosif karena berada di pulau kecil.
3. Tipe Gunungapi
Meski berbeda ukuran, keduanya memiliki tipe gunung api yang sama, yaitu stratovolcano (gunung api kerucut). Namun, ada sedikit perbedaan teknis:
– Gunung Raung: Strato berkaldera. Kaldera Raung memiliki bentuk elips berukuran sekitar 1.750 x 2.250 meter dan kedalaman mencapai 400–550 meter dari bibir kawah. Kaldera ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
– Gunung Ruang: Tipe stratovolcano tanpa kaldera besar, dengan kerucut vulkanik yang terletak langsung di pulau kecil, sehingga letusannya lebih berisiko terhadap permukiman di sekitarnya.
BACA JUGA: Simak! Peraturan Lengkap untuk Mendaki Gunung Rinjani
4. Sejarah Letusan Gunung Ruang dan Gunung Raung
Gunung Ruang, letusan pertama yang tercatat adalah pada tahun 1808, dengan interval erupsi sekitar 1–30 tahun. Sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2002.
Adapun erupsi terbaru terjadi pada 17 April 2024, menyebabkan peningkatan status aktivitas dan evakuasi warga di sekitarnya. Letusannya bisa disertai dengan awan panas, lontaran material vulkanik, hingga potensi tsunami lokal karena berada di pulau kecil.
Sementara untuk Gunung Raung, letusan pertama tercatat terjadi pada tahun 1586, yang cukup dahsyat dan menelan korban jiwa.
Letusan signifikan lainnya yaitu pada 2015, Gunung Raung meletus besar dan mengganggu penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali dan sekitarnya.
Kemudian tahun 2021, dan 2022 dengan erupsi skala sedang, disertai aktivitas vulkanik tinggi, tremor, dan hujan abu ringan. Gunung ini termasuk dalam kategori aktif tinggi dan terus dipantau secara intensif oleh PVMBG.
5. Potensi Bahaya dan Pengawasan
Gunung Ruang tergolong berbahaya karena pulau tempatnya berada dihuni oleh ribuan warga. Jika terjadi erupsi besar, risiko terhadap penduduk sangat tinggi. Oleh karena itu, pemantauan gunung ini menggunakan sistem peringatan dini berbasis visual dan seismik.
Gunung Raung, meski jauh dari pemukiman padat, memiliki kaldera luas yang menghasilkan aktivitas vulkanik strombolian dan vulkanian. Gunung ini dipantau melalui Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Mangaran, Banyuwangi.
(mc/ril)