(Mounture.com) — Jalur Jolotundo merupakan sebuah jalur pendakian gunung Penanggungan yang lebih panjang dari jalur Tamiajeng. Menariknya, di jalur ini terdapatnya situs-situs sejarah di sepanjang perjalanan. Oleh karenanya, selain para pendaki gunung, para arkeolog dan ahli sejarah pun sering terlihat mondar-mandir di jalur Jolotundo.
Dikisahkan oleh akun instagram @will_willco, bahwa sebelum memasuki area pemandian yang merupakan jalur awal pendakian, akan ada tempat parkir motor dengan tarif Rp10.000 untuk pendakian. Kemudian, ada pos perijinan dengan biaya sebesar Rp10.000 per orang dan kalian diminta untuk meninggalkan kartu pengenal, seperti KTP.
Memasuki area pemandian Jolotundo, kalian akan disambut oleh bau hio atau dupa yang sangat harum. Pendakian via Jolotundo lebih ekstrim dan menantang dibandingkan via Tamiajeng. Total waktu yang dibutuhkan 9 jam jalan (sudah temasuk istirahat selama 2,5jam).
Di jalur ini, kalian akan disuguhi pemandangan kombinasi Candi dan alam pegunungan, yang menurut cerita bahwa candi-candi tersebut merupakan peninggalan dari kerajaan Majapahit. Adapun nama-nama candi yang akan kalian lewati di sepanjang jalur pendakian via Jolotundo antara lain:
1. Candi Bayi
2. Candi Putri
3. Candi Pure
4. Candi Gentong
5. Candi Shinta
6. Candi Lurah
7. Candi Shiwa
8. Candi Guru
9. Candi Wisnu
Sementara untuk tempat favorit beristirahat di jalur ini adalah Candi Putri dan Candi Guru. Pasalnya, tempat ini memiliki suasana yang teduh banyak pepohonan dan untuk Candi Guru memiliki pemandangan bagus.
“Bagi teman-teman yang mau mendaki gunung Penanggungan via Jolotundo, wajib siapkan air yang banyak karena tidak ada sumber air, dan tidak kalah penting siapkan mental, karena treknya membuat jantung sehat, dengkul bejat,” ujar @will_willco dalam caption fotonya. (MC/DC)
Foto: dok. Instagram @will_willco
https://www.instagram.com/p/Bz4nMeAgt9b/