Mounture.com — Sebagai salah satu gunung dengan jalur pendakian yang paling ekstrim, Gunung Raung yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur menjadi daftar gunung yang wajib dikunjungi bagi sebagian pendaki.
Untuk bisa mendaki ke gunung dengan ketinggian mencapai 3.344 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu memerlukan beberapa keterampilan serta peralatan safety yang memadai saat akan menggapai ke puncaknya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini tujuh hal yang perlu diketahui mengenai Gunung Raung.
1. Jalur pendakian resmi
Gunung Raung memiliki dua jalur pendakian resmi, yakni via Sumber Wringin dan Kalibaru. Adapun jalur pendakian via Kalibaru merupakan jalur pendakian favorit atau yang sering dilalui oleh pendaki untuk mencapai Puncak tertinggi Gunung Raung, yaitu Puncak Sejati.
BACA JUGA: Ini Trek Sulit di Gunung Raung
BACA JUGA: Ini Beberapa Gunung dengan Nama Unik
2. Perlu keahlian dan gunakan pemandu
Saat mendaki ke Gunung Raung, pendaki membutuhkan kemampuan atau skill panjat tebing dan tali temali untuk menggapai puncaknya. Para pendaki yang akan mendaki ke gunung ini diwajibkan untuk menggunakan pemandu (guide).
3. Sumber air tidak ada
Di jalur pendakian Gunung Raung tidak terdapat sumber mata air, jadi pendaki diharuskan membawa perbekalan air lebih banyak ketika akan mendaki gunung ini. Jika tidak ingin memikul berat perbekalan air, maka kalian bisa menyewa jasa porter yang khusus untuk membawa persediaan air.
4. Jalur curam
Setelah melalui batas vegetasi, langkah kaki harus diperhatikan, karena kondisi jalan di kanan dan kiri adalah jurang yang curam.
5. Jembatan Shiratal Mustaqim
Di jalur menuju puncak Raung, pendaki akan menemui jalur maut yang disebut jalur jembatan Shiratal Mustaqim.
6. Ada empat puncak
Sebelum mencapai puncak tertinggi yaitu Puncak Sejati, pendaki akan melintas tiga puncak lainnya, yakni Puncak Bendera, Puncak 17, dan Puncak Tusuk Gigi.
7. Kaldera besar
Pemandangan di atas Puncak Gunung Raung terbilang luar biasa, sebab Gunung Raung memiliki kaldera terbesar di Pulau Jawa dan menjadi nomor dua setelah Gunung Tambora yang memiliki kaldera terbesar di Indonesia. (MC/LS)