Mounture.com — Gunung Bromo di Jawa Timur dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam paling ikonik di Indonesia. Tapi di balik keindahan kaldera dan lautan pasirnya yang eksotis, tersimpan beberapa kisah mistis yang turun-temurun diceritakan oleh warga sekitar, khususnya masyarakat Suku Tengger.
Berikut ini beberapa kisah mistis Gunung Bromo.
1. Legenda Roro Anteng dan Joko Seger
Kisah mistis Gunung Bromo tak bisa dilepaskan dari mitos asal-usul yang sangat terkenal: Legenda Roro Anteng dan Joko Seger.
Pasangan ini adalah leluhur Suku Tengger yang konon memohon kepada dewa agar diberi keturunan. Permohonannya dikabulkan dengan satu syarat yaitu anak terakhir mereka harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo.
Pasangan ini akhirnya memiliki 25 anak. Namun saat waktu pengorbanan tiba, mereka tidak tega menyerahkan anak bungsu mereka, Raden Kusuma.
Konon, kawah Bromo marah dan menelan Raden Kusuma sendiri. Suara gaib dari kawah berkata bahwa nyawa Raden Kusuma menjadi penyeimbang alam, dan masyarakat harus rutin melakukan ritual Yadnya Kasada sebagai bentuk penghormatan.
2. Suara Tangisan dari Kawah
Banyak pengunjung dan pendaki yang mengaku mendengar suara tangisan halus dari arah kawah saat malam hari. Warga lokal percaya itu adalah suara Raden Kusuma, anak yang dikorbankan, atau arwah-arwah yang tertinggal di sana.
Kadang suara itu terdengar seperti perempuan menangis pelan, kadang seperti anak kecil. Meski begitu, warga Tengger menganggapnya sebagai bagian dari “penjaga alam”, bukan sesuatu yang harus ditakuti, asal kita datang dengan niat baik.
BACA JUGA:
Cari Tahu Sifat Asli saat Traveling, Ini Detailnya
Sewa Perlengkapan Outdoor Mulai 5 Ribuan! Ini Lokasinya
3. Penjaga Tak Kasat Mata di Lautan Pasir
Beberapa fotografer dan pengunjung pernah melaporkan foto-foto aneh yang tertangkap kamera di lautan pasir. Sosok bayangan hitam, atau siluet manusia yang berdiri di kejauhan padahal tak ada siapa-siapa di lokasi tersebut.
Ada pula kisah seorang wisatawan yang merasa “digiring” ke arah jurang pasir saat berjalan sendirian menjelang magrib. Beruntung ia sadar dan kembali sebelum kehilangan arah. Warga sekitar bilang, “jangan sembarangan bicara atau ambil apa pun dari lautan pasir tanpa izin.”
4. Ritual Yadnya Kasada dan Energi Mistis
Setiap tahun, masyarakat Tengger mengadakan Yadnya Kasada, upacara sakral dengan melempar sesajen ke kawah Gunung Bromo. Bagi masyarakat lokal, ini bukan sekadar tradisi, tapi bentuk komunikasi langsung dengan alam dan leluhur.
Menariknya, banyak pengunjung yang mengaku merasakan “aura berbeda” selama prosesi ini. Udara jadi lebih berat, tubuh terasa dingin, dan emosi jadi lebih sensitif. Beberapa bahkan menangis tanpa sebab saat menyaksikan ritual berlangsung.
(mc/ril)