(Mounture.com) — Gunung Lawu via Singolangu yang berada di Sarangan, Magetan Jawa timur merupakan jalur Klasik yang sudah ditutup sejak 32 tahun lalu, namun saat ini kembali dibuka sejak Mei 2019 lalu. Berbekal informasi dari berbagai sumber di internet dan juga tanya-tanya warga sekitar sampailah aku dan 10 orang kawan di jalur pendakian ini.
Pemandangan via Singolangu ini juga terbilang indah karena berhadapan langsung dengan view kota Magetan dan Telaga Sarangan (terutama pada malam hari). Jalur ini juga disebut-sebut sebagai jalur yang digunakan Raja Brawijaya setiap kali naik ke Gunung Lawu, cocok banget buat kalian yang suka sama sejarah karena di jalur ini terdapat beberapa prasasti peninggalan Prabu Brawijaya.
Untuk sampai ke Puncak Hargo Dumilah, kita harus melewati 5 pos dengan estimasi waktu dan realita, sebagai berikut:
– Basecamp – Pos 1 (Kerun-Kerun) estimasi 1 jam, realita 1 jam 15 menit dengan jalur yang masih terbilang ramah, melewati perkebunan warga dan camping ground.
– Pos 1 – Pos 2 (Banyu Urip) estimasi 30 menit, realita 1 jam jalur banyak bonus landai dan hutan rapat.
– Pos 2 – Pos 3 (Hutan Cemara) estimasi 1 jam 45 menit, realita 2 jam jalur mulai menanjak dan berdebu.
– Pos 3 – Pos 4 (Taman Edelweis) estimasi 2 jam, realita 3 jam jalur mulai ekstrim melewati tanjakan Pengik dengan kemiringan 45 derajat.
– Pos 4 – Pos 5 (Cokro Paningalan) estimasi 45 menit, realita 1 jam 30 menit, jalur masih menanjak tanpa bonus dan hutan yang masih cukup rapat.
– Pos 5 – Sendang Derajat dengan estimasi 1 jam 30 menit dan realita 2 jam dengan jalur menanjak dan tebing terbuka, pemandangan indah dibalut terjangan angin badai yang luar biasa lalu kita memutuskan tidur di warung Sendang Derajat untuk melanjutkan menuju Mbok Yem dan puncak keesokan harinya.
Adapun untuk tiket masuk melalui jalur pendakian ini, kalian akan dikenakan biaya sebesar Rp15 ribu. Saat akan mendaki melalui jalur Singolangu, kalian jangan lupa untuk mempersiapkan bekal yang benar-benar siap, karena di basecamp belum tersedia warung untuk sarapan, tapi untuk petunjuk jalur sudah lumayan jelas walaupun di sepanjang jalur banyak cabang dan jejak-jejak binatang buas.
Oiya, jalur ini juga masih bersih dan asri banget, sepanjang jalur kami nggak ketemu sama satu pun pendaki yang naik atau turun loh. Pokoknya keep safety yah jika melalui jalur ini, dan jangan lupa jangan buang sampah sembarangan, selalu bawa turun sampah kalian, agar gunung tetap lestari karena gunung bukan tempat sampah!!. (MC/RL)
Sumber dan Foto: Gita Febrian (instagram/@gita.fee)