Detail Perjalanan Mendaki Gunung Arjuno via Sumber Brantas

Puncak Semu di Gunung Arjuno (Foto: dok. Tahura Raden Soerjo)

Mounture.com — Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang bersebelah dengan Gunung Welirang. Gunung ini berlokasi di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.

Untuk bisa mendaki gunung ini, pendaki bisa melalui empat jalur pendakian resmi, yakni Sumber Brantas, Lawang, Tambaksari, dan Tretes. Adapun salah satu jalur pendakian Gunung Arjuno yang cukup jauh namun treknya lebih mudah ialah via Sumber Brantas atau bisa dikenal via Cangar atau via Batu.

BACA JUGA: Mau Mendaki Gunung Arjuno Welirang, Ini Tarif Karcisnya

Untuk mendaki Gunung Arjuno via Brantas, pendaki harus menuju ke basecamp pendakian yang berada di Jalan Raya Sumber Brantas No. 246, Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Sebelum melakukan pendakian, pendaki diwajibkan untuk melakukan perijinan yang berada di Kelurahan Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu bersebelahan dengan Pos Pengamanan Hutan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.

Mendaki Gunung Arjuno via Brantas, pendaki akan melalui lima pos pendakian yang bisa ditempuh sekitar 7 – 8 jam perjalanan untuk sampai ke Puncak Gunung Arjuno.

Berikut ini detail perjalanan mendaki Gunung Arjuno via Brantas yang dikutip dari laman Tahura Raden Soerjo.

1. Basecamp RPH 04 – Pos 1 (Brakseng)

Waktu tempuh yang dibutuhkan dari basecamp menuju ke Pos 1 sekitar dua jam perjalanan. Dari tempat parkir sampai dengan Pos 1, tidak ada plakat yang bisa dijadikan pedoman untuk menuju pos pertama.

Satu-satunya harapan adalah peta yang sudah diberikan penjaga pos. Jadi, jika perlu bantuan lain, jangan pernah ragu untuk bertanya pada warga sekitar yang bekerja di sekitar ladang.

Untuk menuju Pos 1, pendaki juga bisa memanfaatkan jasa ojek yang telah disediakan oleh petugas pos. Ojek tersebut merupakan warga lokal yang telah bekerja sama dengan pihak RPH 04.

Untuk menggunakan jasa ojek tersebut, pendaki hanya merogoh kocek berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp25 ribu saja. Waktu yang ditempuh ketika menggunakan jasa ojek yakni hanya 20 menit saja.

Melakukan perjalanan ke Pos 1 berupa jalan makadam penuh cabang melintasi ladang warga. Pastikan untuk tidak memeriksa peta yang sudah diberikan petugas perijinan. Selalu cek rute trekking kalian, karena sebagian besar jalan utama menuju titik awal pendakian adalah jalan makadam yang penuh cabang.

Di ujung perjalanan panjang menyusuri ladang, pendaki akan menemui sebuah gubuk dengan papan kayu bertuliskan ke mana arah pendakian. Di depannya, hutan hijau juga sudah mulai menyambut kita.

Pos 2 (Watu Gede) di jalur Gunung Arjuno via Sumber Brantas/Cangar (Foto: dok. Tahura Raden Soerjo)

2. Pos 1 – Pos 2 (Watu Gede)

Rute pendakian mulai dari pos 1 sampai dengan pos 2 relatif santai. Tidak terlalu menanjak, namun panjang. Butuh waktu 1,5 – 2 jam untuk melalui treknya. Pos 2 ditandai dengan plakat hijau dan sebuah batu besar di sebelah kanan daerah landai. Di pos ini, tersedia sedikit tempat landai untuk membangun dua tenda.

BACA JUGA: Estimasi Waktu Mendaki Gunung Arjuno – Welirang via Cangar

3. Pos 2 – Pos 3 (Daplang)

Usai dari pos 2, kemiringan trek pendakian masih relatif kecil. Namun di sini pendaki lebih diuji ketahanan untuk berjalan di medan trek yang cukup panjang. Apalagi di tengah perjalanan, kebanyakan vegetasi hutannya hanya berupa semak dan beberapa pohon kecil, sehingga akan terik saat siang hari.

Di pos 3, pendaki bisa mendirikan tenda, sebab ada banyak area landai yang tersedia. Atau pendaki juga bisa melanjutkan perjalanan menuju Lembah Lengkean (Pos 4) melalui salah satu cabang jalan yang ada di pos tersebut, karena di pos 4 dan sekitarnya terdapat area yang sangat luas untuk mendirikan belasan hingga puluhan tenda.

Perlu dicatat, akan ada cabang jalan yang akan ditemui di pos 3. Cabang pertama untuk langsung menuju Gunung Welirang. Jika memilih cabang ini, pendaki akan melewati hutan yang cukup lebat dan tanjakan yang lumayan berat. Meski begitu, jarak yang ditempuh relatif lebih pendek.

Sementara itu, cabang yang satunya lagi harus dipilih jika hendak melalui Lembah Lengkean (Pos 4) terlebih dulu. Jika menargetkan Puncak Arjuno, cabang jalan ini pula yang wajib kita pilih.

4. Pos 3 – Pos 4 (Lembah Lengkean/Sadelan)

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ke Pos 4 sekitar dua jam perjalanan, dengan vegetas pohon yang sudah mulai berubah menjadi gugusan cantigi besar nan lebat. Perlahan kemudian, gugusan pohon cantigi mulai jarang dan berganti vegetasi rumput di atas padang rumput berbatu yang cukup luas.

Selama perjalanan ini, pendaki juga akan menemukan beberapa uap panas yang memancar dari balik batu. Cocok sekali untuk kalian yang ingin merasakan bagaimana sauna dengan uap alami.

Di atas uap biasanya dibentengi dengan plastik lebar dan sebuah wadah jerigen untuk menampung uap air. Pendaki bisa mengambil air ini untuk menambah persediaan minum selama mendaki. Kendati demikian, pendaki tidak boleh bergantung pada persediaan air ini, karena bisa jadi air tersebut sudah habis diambil oleh pendaki lain.

Di Lembah Lengkean, biasanya pendaki memutuskan untuk bermalam. Jika estimasi waktu sampai di sini adalah malam hari, maka pendaki disarankan untuk membangun tenda demi melindungi dari dinginnya malam yang luar biasa.

Lapangan Kotak Gunung Arjuno via Sumber Brantas (Foto: dok. Tahura Raden Soerjo)

5. Pos 4 – Lapangan Kotak

Perjalanan berikutnya ditempuh sekitar 45 menit dan akan terasa memanjakan kaki, tetapi jangan lengah, meski rute dipenuhi turunan dan minim tanjakan, di sini sulit ditemui flora edible dan sumber mata air.

Pastikan juga perbekalan kalian cukup, karena setelah lapangan kotak, diperlukan waktu yang sangat panjang dan melalui banyak tanjakan yang amat melelahkan. Perjalanan ini dilakukan dengan melalui jalan setapak melipir di sebelah timur Gunung Kembar 2 dan melalui Alas Lali Jiwo.

6. Lapangan Kotak – Puncak Arjuno

Dari lokasi ini, pendaki bakal menguras banyak tenaga dan juga mental melintasi Pasar Dieng, Gentong Growah, dan Puncak Semu. Sebab, perjalanan akan lebih sulit jika dibandingkan sebelumnya. Pendaki akan melintasi medan jalan setapak yang berubah menjadi tanjakan berbatu.

Selain itu akan ada jalan bercabang tanpa plakat yang seringkali bisa menyesatkan, serta vegetasi hutan yang cukup padat yang membuat susah untuk mengingatnya. Tak hanya itu, ada juga jalur pertemuan dengan basecamp lain. (MC/LS)