Catatan Perjalanan Menembus Belantara Gunung Argopuro

(Mounture.com) — Gunung Argopuro merupakan salah satu gunung dengan jalur atau trek terpanjang di Pulau Jawa. Gunung berapi yang sudah tidak aktif ini memiliki ketinggian 3.088 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Menariknya, gunung ini menyajikan trek yang unik dan panjang, contohnya jalur dari Desa Baderan ke Bremi memiliki jarak sekitar 45 kilometer. Lintasannya pun beragam, mulai dari hutan, sabana, dan ada danaunya juga.

Salah satu traveler, Rangga Pramana atau biasa disapa Tugik pun mengulas mengenai catatan perjalananya ke Gunung Argopuro. Perjalanan menuju ke Gunung Argopuro dimulai dari Jakarta menuju ke Surabaya. Dari Surabaya, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus menuju ke Desa Besuki yang ditempuh kurang lebih 4 jam perjalanan.

Sampai di Desa Besuki, kami melakukan laporan ke Polsek setempat untuk melakukan pendakian. Setelah itu, kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Baderan kurang lebih 30 menit dengan angkutan kota carteran. Di Baderan ini merupakan lokasi basecamp pendakian Argopuro, kelar melakukan registrasi, kami pun melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jasa ojek ke Makadam.

Dari Makadam ini perjalanan dimulai untuk mencapai ke Cikasur yang memiliki estimasi jalan kaki sekitar 9 jam perjalanan. Karena mulai melakukan pendakian siang sekitar pukul 1 siang, maka kami pun melakukan camp di Pos 2 yang ditempuh selama 4 jam perjalanan. Di lokasi Pos 2 ini terbilang sempit, namun di sini terdapat mata air.

Hari kedua, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Cikasur dengan rute rincinya yaitu Pos 2 – Alun-alun kecil – Alun-alun besar – Cikasur. Total perjalanan sekitar 3,5 jam, trek yang dihadapi sudah berbeda dengan jalur sebelumnya, yaitu hutan dan padang rumput. Uniknya, di sepanjang jalur ini, kami masih bertemu dengan penduduk setempat yang mencari pakan ternak.

Di Cikasur ini, kalian akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa, di mana ketika musim kemarau kalian akan ketemu padang rumput coklat orange, tetapi jika musim hujan, hijau layaknya bukit teletubies. Di sekitar lokasi ini juga terdapat sungai ditambah dengan selada air dan juga habitat merak.

Bagi kalian yang hobi foto, di Cikasur ini merupakan spot menarik, pasalnya bakal banyak milkyway yang akan muncul sekitar pukul 10 malam. Selain itu, Cikasur memiliki ciri khas yaitu ada pohon tua di tengah-tengah padang rumput.

Kendati memiliki suasana dan pemandangan yang indah, namun kami pun tidak bisa berlama-lama karena keterbatasan waktu liburan. Hari ketiga pun kami mulai melanjutkan perjalanan dengan target mencapai camp persimpangan puncak.

Untuk diketahui, gunung Argopuro memiliki tiga puncak, jadi jika ingin mendapatkan spot tiga puncak ini kalian harus naik turun puncak, karena puncaknya tidak searah. Di hari ketiga ini, kami pun menempuh perjalanan dari Cikasur – Cisentor ditempuh 2,5 jam perjalanan, kemudian Cisentor – Rawa Embik 1,5 jam perjalanan, Rawa Embik – Perempatan Puncak 1,5 jam, jadi total perjalanan 5,5 jam.

Menariknya, di sepanjang jalur kalian akan menemui buah berry liar, serta daun jancukan yang gatal. Disarankan jika ingin ke gunung Argopuro alangkah lebih baiknya menggunakan lengan panjang. Sekedar catatan, di lokasi Perempatan Puncak tidak terdapat sumber air, jadi kalian harus menyiapkannya di Rawa Embik.

Sekitar pukul 4 pagi, kami lanjutkan perjalanan ke puncak Argopuro yang pertama yaitu Rengganis, di mana pemandangan di puncak ini sangat indah. Setelah itu dilanjutkan ke puncak Argopuro yang ditempuh sekitar 20 menitan dari Puncak Rengganis. Dan Puncak Arca, yang terdapat arca.

Setelah puas dengan pemandangan puncaknya, tim pun melanjutkan perjalanan ke danau Taman Hidup yang ditempuh selama 4 jam perjalanan dengan kontur jalanan turunan curam dan hutan lebat. Jadi harus hati-hati ya.

Sekitar dua malam kami habiskan waktu di danau Taman Hidup ini, setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan turun ke basecamp Bremi yang ditempuh selama 2 jam perjalanan dengan kontur jalan agak lebar, curam dan hutan. (MC/TG)