Mounture.com — PT Kereta Api Indonesia (KAI) berkolaborasi dengan komunitas pecinta kereta api (KA) IRPS dan 3D Zaiku menggelar acara pameran Miniatur Lokomotif Terbesar Rekor MURI dengan Teknologi Cetak Tridimensi di Stasiun Surabaya Gubeng sejak 4 Agustus 2023 hingga sebulan ke depan.
Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus, menuturkan bahwa kehadiran pameran Miniatur Lokomotif terbesar Rekor MURI di Stasiun Surabaya Gubeng selama Agustus 2023 ini, diharapkan dapat menjadi sarana hiburan bagi para penumpang KA, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai sejarah perkeretaapian Indonesia kepada khalayak publik.
“Selain itu, pameran ini juga bertujuan sebagai sarana sosialisasi peningkatan berdisiplin berlalu lintas ketika melintas di perlintasan sebidang,” katanya melalui keterangan resmi.
Adapun miniatur lokomotif tersebut dibuat dengan teknologi printer 3D yang sudah dipersiapkan cukup lama. Diawali dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan hanya dengan melihat referensi foto dan video. 3D modeling tersebut menghasilkan 1.996 komponen yang selanjutnya dirakit sehingga menghasilkan bentuk lokomotif uap yang utuh.
BACA JUGA:
Mengenal Gunung Bongkok di Ciamis, Kecil-kecil Cabe Rawit
Serunya ‘Berburu’ Burung Pakai Lensa di TWA Kerandangan
Sejarah keberadaan Lokomotif DD52 di Indonesia dimulai ketika lokomotif ini didatangkan dari pabrik Hartmann dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda pada 1923, mulai berdinas sejak 1924, setelah lokomotif DD 50 dan lokomotif DD 51.
Berbeda dengan kedua pendahulunya yang dibuat di pabrik ALCO di Amerika Serikat, lokomotif DD52 dibuat di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda. Keunggulan lokomotif ini dibandingkan dengan DD50 dan DD51 adalah kecepatan maksimalnya yang dapat mencapai 50 kilometer per jam, di mana kedua lokomotif sebelumnya hanya mampu mencapai 40 kilometer per jam.
Lokomotif DD 52 memiliki julukan “Si Gombar” dari masyarakat lokal Jawa Barat yang selalu dilewati oleh lokomotif ini. Dengan ukurannya yang besar dan tenaganya yang kuat, tugas utama lokomotif DD 52 adalah menarik kereta barang yang melintasi pegunungan Priangan.
Kendati demikian, lokomotif ini juga difungsikan sebagai penarik kereta penumpang.
Di akhir masanya, lokomotif ini melayani KA lokal Bandung-Cibatu. Alokasi lokomotif ini sendiri menyebar di beberapa Depo Lokomotif seperti Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu.
Karier lokomotif ini berakhir pada 1974, ketika angkutan barang di jalur Tasikmalaya – Cicalengka menurun. Sehingga menjalankan DD52 ini terlalu berlebihan untuk muatan yang tidak begitu berat. (MC/RIL)