Mounture.com — Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengumumkan rekapitulasi hasil pengumpulan sampah yang ada di sepanjang jalur pendakian Gunung Rinjani selama periode Januari-Desember 2020. Dari hasil rekapitulasi itu terkumpul sebanyak 1.192,5 kilogram sampah.
TNGR mencatat jalur pendakian Sembalun menjadi penyumbang sampah terbanyak dibandingkan dengan jalur-jalur pendakian resmi lainnya. Dari jalur pendakian Sembalun terkumpul sampah sebanyak 592,2 kilogram, kemudian jalur pendakian Senaru 189,5 kilogram, Timbanuh 363,2 kilogram, dan Aikberik 47,6 kilogram.
Adapun sumber sampah tersebut berasal dari kegiatan pack in pack out dan juga clean up yang dilakukan di jalur pendakian Gunung Rinjani. Jenis sampah berupa sampah campuran, kaleng, botol kaca, plastik, botol plastik dan kaleng gas.
Pihak TNGR, menyebutkan bahwa terjadinya penurunan angka jumlah sampah dari tahun ke tahun berbanding lurus dengan total jumlah kunjungan ke destinasi wisata pendakian Gunung Rinjani yang semakin sedikit dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data sampah TNGR selama 4 tahun terakhir pada destinasi wisata pendakian di Gunung Rinjani, tercatat total sampah paling banyak terkumpul adalah pada tahun 2017 yakni sebanyak 13.697,51 kilogram. Sedangkan pada 2018 sebanyak 4.926,20 kilogram, dan 2019 sebanyak 3.800,63 kilogram.
Adapun dari data sampah di setiap jalur pendakian pada 2017, jalur Senaru memiliki total sampah sebanyak 7.380,51 kilogram dan jalur Sembalun sebanyak 6.299 kilogram. Sedangkan pada 2018 jalur Sembalun memiliki sampah sebanyak 2.803,50 kilogram dan Senaru sebanyak 2.122,70 kilogram.
Sementara pada 2019 total sampah paling banyak terkumpul di jalur Senaru sebanyak 1.756,03 kilogram, kemudian Sembalun 1.364,10 kilogram, Timbanuh 475 kilogram, dan Aikberik 205,5 kilogram.
Menurut TNGR melalui postingan di akun instagram resminya (@gunungrinjani_nationalpark), penurunan angka sampah terjadi akibat bencana alam dan pandemi yang menyebabkan penutupan sementara destinasi wisata di TNGR.
“Penurunan jumlah sampah di destinasi wisata pendakian juga disebabkan oleh sudah diberlakukannya pembatasan kuota pendakian di TN Gunung Rinjani, packin pack out yang terintegrasi dengan aplikasi eRinjani, kegiatan clean up yang dilakukan secara rutin oleh petugas dan komunitas, serta peran penting dari meningkatnya kesadaran pendaki untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan di atas gunung,” tulis akun itu. (MC/RIL)