Mounture.com — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat tonggak sejarah baru dalam dunia perkeretaapian Indonesia. Hingga 25 Juni 2025, layanan Kereta Cepat Whoosh telah melayani sebanyak 10.014.707 penumpang sejak beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023.
Sebanyak 29.786 perjalanan telah dilakukan Whoosh secara aman dan tepat waktu, menandai keberhasilan layanan transportasi cepat yang menjadi kebanggaan Indonesia dan Asia Tenggara.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan bahwa capaian ini mencerminkan antusiasme tinggi masyarakat terhadap moda transportasi masa depan.
“Pencapaian ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap layanan Kereta Cepat Whoosh. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat kepada Whoosh sebagai moda transportasi masa depan,” ujarnya melalui keterangan resmi, baru-baru ini.
BACA JUGA:
Liburan Sekolah 2025, KCIC Hadirkan Whoosh Rute Pendek Mulai Rp75 Ribu
Di Balik Tenda dan Tali, Salut untuk Para Pahlawan Bernama Tim SAR
Whoosh menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan layanan kereta cepat setelah melalui tahapan panjang sejak peletakan batu pertama pada 2016 dan konstruksi sejak 2015.
Keberhasilan layanan Whoosh tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat dan daerah, pemegang saham, hingga mitra kerja yang terlibat.
Integrasi dengan moda transportasi lain seperti LRT Jabodebek, bus, taksi, dan kereta feeder turut memperlancar akses dan mendorong lonjakan penumpang.
Menariknya, saat ini seluruh pengoperasian Whoosh telah sepenuhnya dijalankan oleh SDM Indonesia, menandai kemajuan dalam penguasaan teknologi tinggi dan keberhasilan proses transfer teknologi selama masa pembangunan dan pengujian.
Dari sisi lingkungan, hasil kajian dari Polar UI menunjukkan bahwa emisi karbon yang dihasilkan Whoosh hanya sebesar 6,9 gram CO₂ per penumpang-kilometer, jauh lebih rendah dari mobil pribadi yang mencapai 12,7 gram CO₂.
Dengan demikian, Whoosh berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 54% dan penekanan potensi biaya kecelakaan hingga Rp2,91 miliar per tahun.
“Capaian 10 juta penumpang ini bukan sekadar angka, tetapi simbol nyata kemajuan bangsa dalam menghadirkan moda transportasi modern, ramah lingkungan, dan berstandar tinggi,” kata Eva.
(mc/ril)