
Tangkapan layar CCTV United Tractors
Mounture.com — Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami erupsi pada Rabu, 19 November 2025, memaksa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan statusnya dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) hanya dalam hitungan jam. Status Awas adalah level tertinggi dalam sistem peringatan gunungapi di Indonesia.
Pada puncak aktivitasnya, Semeru memuntahkan material vulkanik hingga 2.000 meter ke atas kawah. Guguran awan panas kemudian meluncur hingga 13 kilometer ke arah selatan dan tenggara, memicu evakuasi besar-besaran warga di sekitar lereng.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tiga desa terdampak awal, yakni Desa Supit Urang dan Oro-Oro Ombo (Kecamatan Pronojiwo), dan Desa Penanggal (Kecamatan Candipuro). Lebih dari 950 warga mengungsi ke beberapa titik.
BACA JUGA: Erupsi! Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, memastikan 187 pendaki di Ranu Kumbolo aman. Saat status meningkat drastis, para pendaki sudah tiba di lokasi dan berada di arah utara, berlawanan dengan arah luncuran awan panas.
Karena cuaca buruk dan hari sudah gelap, pendaki diminta bermalam di Ranu Kumbolo. Pagi harinya, seluruh pendaki dievakuasi kembali ke Ranu Pane dan tiba sekitar pukul 14.30 WIB.
“Tidak ada yang tertinggal di Ranu Kumbolo,” tegas Rudijanta.
PVMBG mengimbau masyarakat untuk mematuhi zona berbahaya radius 8 kilometer dari puncak, serta menghindari jalur-jalur pendakian yang berada di sektor rawan.
BACA JUGA: Tips Turun Gunung Saat Erupsi: Panduan Aman Buat Pendaki yang Terjebak Situasi Darurat
Tidak ada korban jiwa dilaporkan. Namun tiga warga mengalami luka-luka, salah satunya adalah pasangan suami istri asal Kediri yang terjatuh di Jembatan Gladak Perak akibat jalan licin tertutup abu panas.
Korban mengalami luka bakar sekitar 20% dan telah dirujuk ke RS Pasirian untuk perawatan intensif.
Korban ketiga adalah warga Desa Supit Urang yang mengalami luka bakar ringan dan telah ditangani di fasilitas kesehatan setempat.
(mc/ril)





