(Mounture.com) — Burung Anis Lawu, begitu sebutan sebagian besar masyarakat yang berada di lereng Gunung Lawu terhadap spesies burung yang biasa ada di sepanjang jalur pendakian gunung dengan ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Burung berwarna hitam dengan paruh berkelir gading itu sering dianggap sebagai sahabat setia para pendaki dalam perjalanan dan juga sebagai penunjuk jalan agar tidak tersesat. Burung ini merupakan salah satu spesies dari 49 sub spesies Anis Gunung (Island Thrush) bernama Anis Gading (Turdus poliocephalus).
Sebagai endemik Gunung Lawu, secara alami Anis Gading tidak akan ditemukan di daerah lain. Karena itu, burung ini kerap dikaitkan dengan akar budaya masyarakat Lawu, termasuk mitos-mitosnya.
Adapun mitos yang turun menurun ada mengenai burung ini adalah tidak boleh mengusir, melempari, menangkap Anis Lawu, karena merupakan perwujudan burung milik Prabu Brawijaya V yang konon moksa di Gunung Lawu.
Bagi yang melanggar, maka akan mendapat kesialan selama pendakian, baik itu hilang atau kesasar di jalur pendakian. Namun bagi yang menaati, maka Anis Gading ini akan menuntun jalan pendaki menuju puncak Lawu.
Menariknya, burung ini seakan sudah terbiasa dengan kehadiran para pendaki di sepanjang jalur pendakian. Bahkan burung ini tidak segan untuk menghampiri pendaki sembari melompat-lompat yang seakan menuntun jalan para pendaki. (MC/PC)
Foto: Instagram/@ulaladiaspora