
Foto: Google Images
Mounture.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Magma Indonesia melaporkan bahwa sebanyak 42 gunung api di Indonesia berada pada Status Level I (Normal) berdasarkan data pemantauan hingga 22 Desember 2025.
Status Level I (Normal) menunjukkan bahwa hasil pengamatan visual maupun instrumental masih bersifat fluktuatif, namun belum memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Meski demikian, masyarakat dan pendaki tetap diimbau untuk mematuhi rekomendasi keselamatan yang berlaku di masing-masing gunung api.
Berikut 42 gunung api di Indonesia yang tercatat berada pada status Normal:
Bali
– Gunung Agung
– Gunung Batur
Jawa Barat
– Gunung Ciremai
– Gunung Galunggung
– Gunung Gede
– Gunung Guntur
– Gunung Papandayan
– Gunung Salak
– Gunung Tangkuban Parahu
BACA JUGA: Hujan saat Mendaki Gunung? Ini 4 Langkah Penting agar Tetap Aman di Jalur Pendakian
Jawa Tengah
– Gunung Sumbing
– Gunung Sundoro
Jawa Timur
– Gunung Arjuno Welirang
– Gunung Ijen
– Gunung Kelud
– Gunung Lamongan
Nusa Tenggara Timur (NTT)
– Gunung Anak Ranakah
– Gunung Batutara
– Gunung Ebulobo
– Gunung Egon
– Gunung Hobal
– Gunung Ili Boleng
– Gunung Inielika
– Gunung Inierie
– Gunung Kelimutu
– Gunung Lereboleng
– Gunung Lewotobi Perempuan
– Gunung Rokatenda
– Gunung Sirung
BACA JUGA: 5 Tips Memotret di Gunung agar Hasil Foto Lebih Keren dan Berkesan
Nusa Tenggara Barat (NTB)
– Gunung Tambora
Sulawesi Utara
– Gunung Ambang
– Gunung Mahawu
– Gunung Ruang
– Gunung Tangkoko
Sulawesi Tengah
– Gunung Colo
Sumatra
– Gunung Kaba (Bengkulu)
– Gunung Sorikmarapi (Sumatera Utara)
– Gunung Tandikat (Sumatera Barat)
– Gunung Peut Sague (Aceh)
– Gunung Seulawah Agam (Aceh)
Maluku
– Gunung Gamkonora (Maluku Utara)
– Gunung Kie Besi (Maluku Utara)
– Gunung Wurlali (Maluku)
PVMBG mengingatkan bahwa status Normal tidak berarti bebas dari potensi bahaya, terutama di area kawah aktif, zona gas beracun, dan jalur pendakian yang dekat dengan pusat aktivitas vulkanik.
Pendaki dan wisatawan disarankan untuk tidak mendekati kawah tanpa rekomendasi resmi, memantau informasi terbaru melalui Magma Indonesia, serta mengikuti arahan petugas setempat
(mc/ril)





