Backpacker: Menemukan Kehidupan di Setiap Langkah

Backpacker

Mounture.com — Siapa sih yang tak pernah berpikir untuk jadi backpacker? Ransel gede, sepatu hiking, dan peta yang seolah jadi petunjuk kehidupan.

Dulu, banyak yang ngeliat backpackeran sebagai hal yang “sangat niche” dan butuh effort tinggi, entah itu dari segi mental atau bahkan finansial.

Tapi, sekarang sih, sepertinya backpackeran sudah jadi bagian dari gaya hidup anak muda yang penuh semangat petualangan. Tapi apakah sesederhana itu?

Lebih dari Sekadar Traveling

Banyak yang menganggap backpackeran cuma soal pergi ke tempat baru, dapetin foto keren, dan kembali dengan cerita-cerita seru. Padahal, kalau kita lihat lebih dalam, backpacking adalah cara kita untuk mendalami diri sendiri melalui perjalanan.

Menjadi seorang backpacker itu bukan cuma tentang tempat-tempat eksotis atau cuaca yang keren buat foto.

Ini soal tantangan yang kita hadapi sendiri, soal bagaimana kita bisa survive di tempat yang nggak dikenal, beradaptasi dengan situasi yang sering nggak terduga, dan, yang paling penting, belajar melepaskan ekspektasi.

BACA JUGA: Sendiri Bukan Berarti Sepi: Kenapa Solo Traveling Itu Wajib Dicoba

Minimalis Tapi Maksimal

Ada yang bilang, backpackeran itu mengajarkan kita untuk hidup lebih minimalis. Ini bukan hanya soal bawa barang secukupnya. Lebih dari itu, backpackeran ngajarin kita untuk meninggalkan segala hal yang nggak penting dalam hidup.

Barang-barang yang biasa kita anggap “penting” sehari-hari, kayak gadget mahal, pakaian branded, atau bahkan status sosial, jadi nggak terlalu berarti saat kita ada di tengah hutan atau di tempat baru yang jauh dari zona nyaman.

Kita jadi lebih peka terhadap hal-hal sederhana, seperti secangkir kopi yang rasanya jauh lebih nikmat ketika kita nikmati setelah perjalanan panjang.

Budget Bukan Halangan

Salah satu alasan kenapa backpackeran sering dianggap sebagai hal yang mahal adalah karena anggapan kalau kita harus punya duit banyak untuk bepergian.

Tapi sejujurnya, backpacking itu soal bagaimana kita bisa memaksimalkan anggaran kita tanpa harus mengorbankan pengalaman.

Di luar sana banyak banget tempat-tempat yang ramah di kantong, penginapan murah, dan tentu saja, banyak cara untuk dapat makanan enak tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Dengan sedikit kreativitas, backpackeran bukan cuma soal liburan mewah, tapi soal pengalaman yang lebih kaya.

BACA JUGA: Kopi Lokal dengan Penyajian Unik yang Wajib Dicoba di Indonesia

Komunitas dan Persahabatan Tanpa Batas

Salah satu aspek yang paling asyik dari backpackeran adalah kesempatan untuk bertemu orang-orang baru. Mungkin kita nggak kenal mereka sebelumnya, tapi dalam beberapa jam perjalanan, kita bisa berbagi cerita tentang perjalanan masing-masing, bertukar informasi, atau bahkan berbagi tawa tanpa merasa ada jarak.

Komunitas backpacker memang dikenal ramah, saling mendukung, dan cenderung punya mindset terbuka. Dalam perjalanan, seringkali kita nggak cuma dapet pengalaman baru, tapi juga teman-teman baru yang mungkin akan terus kita kenal dalam jangka panjang.

Pentingnya Persiapan Mental

Tentu aja, meski backpackeran itu seru, nggak bisa dipungkiri bahwa ada tantangan yang nggak bisa diremehkan. Kalau cuma asal berangkat tanpa persiapan yang matang, kita bisa aja kehabisan uang di tengah jalan, atau lebih parah lagi, tersesat di tempat yang nggak kita kenal.

Di sinilah mentalitas seorang backpacker diuji. Backpacking itu butuh mental yang kuat, karena perjalanan nggak selalu berjalan mulus. Tapi, justru dari tantangan-tantangan itu kita belajar banyak hal tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Sebuah Ajakan untuk Bergerak

Backpacking bukan sekadar soal pergi ke tempat-tempat indah. Lebih dari itu, backpacking adalah ajakan untuk bergerak, untuk meninggalkan zona nyaman, dan untuk mencari pengalaman hidup yang sesungguhnya.

Setiap perjalanan punya cerita dan pelajaran yang bisa kita bawa pulang, baik itu tentang cara beradaptasi dengan orang lain, memahami diri sendiri, atau bahkan cara kita menghargai hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh.

Jadi, apakah backpackeran itu gampang? Tidak selalu. Tapi, bagi yang berani mengambil langkah pertama, perjalanan itu sendiri adalah hadiah yang lebih besar dari segala kenyamanan yang ditinggalkan. Jadi, siap untuk menjadi backpacker dan mengeksplorasi dunia?

(mc/ril)