
Foto: Mounture.com/Ayyfitria
Mounture.com — Kalau ada satu hal yang menurut gue semua orang harus coba minimal sekali seumur hidup, itu adalah solo traveling. Yups, jalan-jalan sendirian. Nggak bareng sahabat, nggak bareng keluarga, nggak bareng gebetan. Cuma kamu, koper atau carrier kamu, dan dunia luar.
Gue tau, buat sebagian orang, ide jalan sendiri itu terdengar… serem. Kayak, “Nanti gue kesepian nggak ya?”, atau “Kalau nyasar gimana?” Trust me, itu semua bagian dari serunya. Justru di situlah letak emasnya solo traveling: lo jadi belajar nyaman sama diri sendiri.
Pertama-tama, solo traveling ngajarin kita buat lebih peka sama sekitar. Biasanya kalau jalan bareng orang lain, kita sibuk ngobrol, ketawa-ketiwi, atau sibuk ribut soal mau makan di mana.
Sendirian? Semua indera lo otomatis lebih waspada. Lo merhatiin hal-hal kecil yang mungkin biasanya kelewat: aroma roti baru keluar oven di gang kecil, warna sunset yang nempel di kaca jendela bus, atau suara anak kecil yang lagi belajar main gitar di taman kota.
BACA JUGA: Naik Gunung Bukan Sekadar Pamer Nyali
Kedua, lo jadi lebih kenal diri sendiri. Lo bakal nemuin hal-hal random kayak: ternyata lo suka banget duduk lama di kafe kecil sambil people-watching, atau lo jauh lebih berani ngobrol sama orang asing dibanding yang lo kira.
Lo juga bakal diuji yaitu saat keputusan kecil (dan kadang besar) cuma bisa lo ambil sendiri. Mau naik kereta ini atau itu? Mau nginep di hostel murah tapi jauh, atau hotel mahal tapi deket? Semua keputusan ada di tangan lo, dan itu ngasah insting serta kepercayaan diri.
Dan mungkin yang paling underrated dari solo traveling yakni lo bebas banget. Lo nggak perlu kompromi soal itinerary. Mau bangun siang? Gas. Mau habisin tiga jam cuma di satu museum kecil? Bebas. Mau makan es krim dua kali sehari? Siapa juga yang mau protes?
BACA JUGA: 5 Taman Nasional Terluas di Indonesia, Surga Alam yang Mendunia
Tentu saja, ada tantangannya. Kadang lo bakal merasa kesepian, apalagi kalau nemu pemandangan indah yang “wah, enak nih kalo ada temen sharing”.
Tapi, justru itu yang bikin momen-momen kecil jadi berharga. Karena lo belajar mengapresiasi momen itu untuk diri lo sendiri, bukan buat postingan Instagram, bukan buat validasi dari orang lain.
Solo traveling bukan berarti lo anti sosial, apalagi anti kebersamaan. Justru, setelah lo ngerasain serunya eksplorasi dunia sendirian, lo bakal lebih menghargai momen-momen bareng orang lain juga. Plus, lo bakal punya banyak cerita keren buat dibagiin.
Jadi, kalau selama ini lo nunggu-nunggu teman yang “kapan nih fix berangkatnya?” atau nunggu momen “pas banget” buat traveling bareng, kenapa nggak jalan duluan aja sendiri? Kadang, the best companion yang kita butuhin buat petualangan hidup… ya diri kita sendiri.
Trust me, lo bakal pulang bukan cuma bawa oleh-oleh atau foto-foto keren, tapi juga versi diri lo yang baru yaitu lebih kuat, lebih berani, dan yang paling penting, lebih kenal siapa diri lo sebenarnya.
(mc/ril)