
Mounture.com — Kegiatan pendakian gunung merupakan aktivitas yang menantang dan penuh risiko. Oleh karena itu, persiapan yang matang menjadi hal wajib sebelum memulai perjalanan menuju puncak. Salah satu risiko yang kerap dihadapi pendaki adalah tersesat di tengah kabut tebal yang tiba-tiba turun di jalur pendakian.
Kabut tebal dapat membatasi jarak pandang, membuat pendaki kehilangan arah dan sulit mengenali jalur yang benar. Untuk menghindari hal tersebut, berikut beberapa kiat penting agar tidak tersesat saat kabut tebal turun di gunung.
1. Perdekat jarak antar teman pendakian
Ketika kabut turun secara tiba-tiba, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperdekat jarak antar anggota rombongan. Segeralah mencari area yang lapang untuk berhenti sementara, beristirahat, dan menyusun strategi bersama.
2. Beri tanda dan gunakan peluit
Jika membutuhkan bantuan atau ingin memberi tanda kepada rombongan lain, gunakan peluit atau lampu penanda berwarna merah dari senter atau headlamp. Hindari berjalan sendirian dan pastikan selalu bersama kelompok agar tidak terpisah.
BACA JUGA: Cara Mengatasi Puncak Berbatu dan Berpasir saat Mendaki Gunung, Pemula Wajib Tahu!
3. Gunakan tali penghubung antar pendaki
Untuk menghindari anggota kelompok terpisah akibat jarak pandang yang minim, navigator bisa mengikatkan tali di tubuhnya sementara pendaki di belakang memegang tali tersebut. Cara ini efektif menjaga jarak aman dan memastikan semua anggota tetap bersama.
4. Tetap tenang dan fokus
Ketenangan adalah kunci utama dalam menghadapi situasi darurat di gunung. Jangan panik, tetap berpikir rasional, dan terus berdoa. Kepanikan sering menjadi penyebab utama pendaki tersesat karena kehilangan fokus dan arah.
Dengan memahami langkah-langkah tersebut, pendaki dapat meminimalisasi risiko tersesat dan menjaga keselamatan rombongan saat menghadapi kabut tebal di gunung. Ingat, keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pendakian.
(mc/aa)





