7 Sinyal Darurat yang Wajib Diketahui saat Tersesat di Hutan atau Gunung

sinyal darurat pendaki

Mounture.com — Salah satu momok yang paling ditakuti oleh para penggiat alam bebas adalah tersesat di hutan atau gunung. Kondisi ini bisa memicu kepanikan yang justru memperburuk situasi. Karena itu, sangat penting bagi pendaki atau petualang untuk mengetahui cara memberikan sinyal darurat agar bisa ditemukan oleh tim penyelamat.

Berikut ini 7 sinyal darurat yang bisa digunakan ketika tersesat di alam bebas.

1. Api

Api merupakan sinyal darurat paling klasik dan efektif. Buatlah tiga api unggun yang berjarak sekitar 25 meter antara satu sama lain. Pola tiga titik api menjadi tanda universal bahwa seseorang sedang membutuhkan pertolongan.

Jika sulit membuat api unggun, bisa juga dengan membakar satu pohon tunggal yang terpisah jauh dari pohon lain agar lebih mudah terlihat dari kejauhan.

2. Peluit

Peluit merupakan alat kecil namun sangat penting saat melakukan pendakian. Tiupan peluit dapat terdengar hingga jarak 1,6 kilometer.

Dalam keadaan darurat, gunakan kode morse “SOS” (••• — •••) untuk mengirimkan sinyal bahaya kepada regu penyelamat. Pastikan peluit selalu tergantung di leher atau mudah dijangkau saat dibutuhkan.

BACA JUGA: Manfaat Peluit untuk Pendakian Gunung, Alat Kecil yang Bisa Selamatkan Nyawa

3. Senter

Senter bukan hanya berfungsi sebagai penerang, tetapi juga sebagai alat sinyal visual di malam hari. Nyalakan dan kedipkan lampu senter sekitar 60 kali per menit untuk menandakan bahwa kalian membutuhkan bantuan.

Jika memiliki mode strobo, gunakan mode tersebut agar sinyal cahaya lebih mudah terlihat dari kejauhan.

4. Kain

Gunakan kain berwarna mencolok seperti oranye, merah, atau kuning sebagai tanda visual. Kain ini dapat diikat di ujung pohon, dijadikan bendera, atau diletakkan di area terbuka agar mudah dilihat dari udara.

Selain itu, sobekan kain bisa digunakan untuk meninggalkan jejak arah perjalanan yang kalian tempuh.

BACA JUGA: Kesalahan Umum Pendaki Gunung yang Sering Sebabkan Kecelakaan di Alam Terbuka

5. Asap

Asap juga menjadi sinyal darurat yang efektif, terutama di siang hari. Untuk menghasilkan asap putih tebal, bakarlah dedaunan hijau, lumut, atau tambahkan sedikit air pada api.

Asap berwarna putih menandakan tanda bahaya dan lebih mudah terlihat dari kejauhan, termasuk oleh helikopter penyelamat.

6. Cermin

Di siang hari, cermin atau benda reflektif dapat digunakan untuk memantulkan cahaya matahari ke arah tim penyelamat. Pantulan cahaya ini bisa terlihat hingga jarak beberapa kilometer.

Jika tidak membawa cermin, gunakan benda lain seperti pisau, jam tangan, atau tutup botol logam sebagai pengganti.

7. Benda Alam

Banyak benda alam di sekitar yang bisa dimanfaatkan sebagai penanda darurat. Misalnya, menyusun batu atau ranting membentuk huruf besar seperti “SOS” atau tanda panah di area terbuka agar terlihat dari udara.

Kreativitas sangat dibutuhkan dalam situasi darurat untuk menarik perhatian pihak penyelamat.

Mengetahui berbagai cara memberikan sinyal darurat merupakan keterampilan penting bagi siapa pun yang beraktivitas di alam bebas. Dengan kesiapan dan ketenangan, peluang untuk ditemukan dan diselamatkan akan jauh lebih besar.

(mc/ril)