Mounture.com — Melakukan pendakian gunung tentu bertujuan untuk mencapai puncak. Banyak pendaki memilih mendaki di malam hari agar bisa tiba di puncak saat matahari terbit. Namun, yang sering menjadi momok justru bukan saat mendaki menuju puncak, melainkan saat menuruni gunung.
Faktanya, berdasarkan beberapa kasus, sekitar 85 persen insiden pendaki tersesat di gunung terjadi saat perjalanan turun dari puncak.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, turunnya konsentrasi, atau bahkan terlalu terburu-buru untuk kembali ke basecamp.
Jalur turun gunung memang tidak bisa disepelekan. Terkadang, jalur yang terlihat sama justru bisa menyesatkan, apalagi jika kondisi cuaca berubah atau kabut turun.
Berikut ini beberapa kiat penting agar tidak tersesat saat turun dari puncak gunung:
BACA JUGA: Estimasi Budget Pendakian Gunung Tambora via Desa Pancasila dari Jakarta
1. Perhatikan Jejak Kaki di Pasir
Jejak kaki di jalur berpasir bisa menjadi petunjuk arah yang penting. Gunakan jejak ini sebagai panduan untuk memastikan Anda berada di jalur yang sama saat naik.
2. Amati Jalur Vegetasi
Perhatikan area pertemuan antara vegetasi hutan dan lautan pasir. Titik-titik ini bisa menjadi acuan penting agar tidak salah arah, terutama di gunung berpasir seperti Semeru atau Rinjani.
3. Jangan Terburu-buru
Saat turun, sering kali pendaki ingin cepat sampai ke bawah. Padahal, kecepatan justru bisa menyebabkan salah jalur atau tergelincir. Turunlah dengan tenang dan penuh perhitungan.
4. Jangan Berjalan Sendirian
Usahakan selalu bersama rombongan atau minimal dengan satu orang lain. Pendaki yang berjalan sendirian lebih rentan tersesat, apalagi di jalur bercabang.
5. Fokus dan Waspada
Saat menuruni gunung, tetap jaga fokus. Hindari mengobrol terlalu banyak atau melamun. Konsentrasi penuh dibutuhkan untuk membaca jalur dan menghindari potensi bahaya.
6. Jangan Memaksakan Diri
Jika merasa kelelahan, istirahatlah. Memaksakan diri untuk cepat turun justru bisa membahayakan diri sendiri dan rekan pendaki lainnya.
(mc/ns)